Seberapa sering ujian yang menghadang kita, itu tak akan bisa menjadi penghambat. Selagi kita yakin kita bisa melaluinya, maka teruslah hadapi. Dengan begitu kita akan sampai tujuan.
~ Seberkas Jejak Santri ~
Karya Serpihan Ilalang
==========♡♡♡♡♡==========
"Apaan?" Teriak Zidqo. Lalu ia menghentikan motornya.
"Itu ban belakang motormu kempes, lepet gitu emang gak berasa apa kalian?" ungkap Zalfa.
"Enggak faham sih, tahunya ya naik aja," jawab Mayla.
"Ya agak kerasa sih, kirain cuma jalannya aja yang gerenjal-gerenjul," ucap Zidqo.
"Hm... ya sudah kita cari bengkel terdekat. Takutnya bocor juga kelamaan ditumpangi," usul Zalfa. Kemudian diangguki ketiga temannya.
"Nah itu kebetulan ada bapak-bapak bawa cangkul coba tanya beliau, barangkali tahu bengkel daerah sini," ucap Mbak Mar'ah sambil menunjuk ke arah orang tersebut.
"Ya sudah ayo sambil dorong May. Coba kamu yang tanya Zal mendekat ke bapak itu." ucap Zidqo.
"Okey... aku kesana duluan ya," ucap Zalfa langsung bergegas setelah disetujui ketiga temannya.
"Permisi Pak..."
"Iya dek, ada perlu apa ya. Kenapa temannya?" jawab Bapak itu dan melihat ke arah teman-teman Zalfa.
"Itu Pak, saya mau menanyakan. Di dekat sini ada bengkel sebelah mana ya Pak?"
"Oooh bengkel. Gembes to motore?"
"Enggih Pak," jawab Zalfa.
"Di dekat sini sih nggak ada. Tapi disana agak jauh ada dek."
"Oh jauh ya Pak. Kalau boleh tahu dari sini kemana Pak?"
"Dari sini lurus saja. Nanti ada pertigaan belok kanan, lurus terus. Nanti kalau kalian lihat lapangan sebelah kiri jalan. Nah sebrangnya ada bengkel di situ. Kalau tidak tutup ya dek. Soalnya sering tutup bengkel situ," terang bapak pembawa cangkul.
"Oh iya baik, terima kasih Pak."
"Iya dek, hati-hati. Semoga buka ya bengkelnya."
"Aamiin, permisi nggih Pak. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
***
"Gimana neng?" tanya Mbak Mar'ah.
"Kalau dekat sini gak ada Mbak, terpaksa kalian harus tuntun motornya. Soalnya adanya disana agak jauh," ungkap Zalfa.
"Wah dimana Zal?"
"Dari sini kita lurus aja, terus ada pertigaan kita belok kanan. Setelah itu lurus terus, kalau lihat lapangan sebelah kiri jalan. Nah di seberang lapang letak bengkelnya. Kalau tidak tutup, soalnya kata bapak tadi bengkelnya sering tutup," terang Zalfa. Ketiga temannya menyimak ucapan Zalfa baik-baik.
"Waduh beneran nih harus nuntun? Jalan?" ucap Zidqo.
"Ya sudah nanti gantian aja," usul Zalfa.
"Ya sudah Mbak duluan gimana, lihat bengkel itu tutup apa enggak? Kalau tutup kan kita cari bengkel lain." Mbak Mar'ah pun mengusulkan pendapatnya.
"Iya Mbak. Perlu di temenin apa sendiri aja Mbak?"
"Terserah neng. Disini gapapa, nemenin mereka dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Jejak Santri (TAMAT)
General FictionZalfa, seorang santri putri sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas Islam Negeri di Jawa Tengah. Ia yang begitu gigih dengan impiannya, bersama sahabat ia lalui bersama merangkai mimpi. Meski kendala, penghianatan, tuntutan, menjadi tirai men...