Bab 36. Kamis Weekend

10 5 1
                                    

Pengalaman memang guru terbaik, tapi kita juga harus memperbaiki pengalaman buruk yang pernah kita lalui. Supaya kita tidak terperosok kembali dalam kesalahan yang sama.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Mbak Zal, galendonya enak banget. Kalau Mbak pulang, jangan lupa ya bawa lagi," ucap Endang sambil menikmati galendonya.

"Harus itu mah, oleh-oleh wajib khas Ciamis. Setiap Mbak Zalfa pulang bawa lagi ya Mbak?"

"Kayak biasanya nggak," jawab Zalfa singkat, fokus lagi dengan bacaannya.

"Iya sih. Hehe, satu lagi ini namanya apa ya Mbak. Krupuk-krupuk apa ya? Pasti nggak ketinggalan nih Mbak Zalfa."

"Ampera," jawab Zalfa.

"Oh iya, inget-inget jembatan ampera," seloroh Vindy.

"Emang warnanya khas ya Mbak merah putih gitu, Indonesia banget?" tanya Endang.

"Iya emang khasnya gitu," jawab Zalfa sambil tersenyum menanggapi teman-temannya yang mengintrogasi makanan khas Ciamis.

"Mana ada merah putih, ini pink putih Endang," sela Izah.

"Iya maksudnyaaa..." jawab Endang tak mau kalah.

"Sudah, sudah nggak usah ngeributin makanan. Dimakan aja, dimakan," ucap Zalfa.

"Siap Mbak, he. Pasti di makan mah," sahut Endang, yang lainnya mengacungkan jempol tanda setuju dengan ucapan Endang.

***

Hari Kamis ialah hari yang sangat di nanti-nanti para santri, karena hari ini mereka anggap hari weekend. Hari yang bisa untuk bernafas dari kepenatan-kepenatan hafalan, baik santri madrasah diniyiah maupun santri tahfidz. Bahkan merdekanya santri tahfidz karena tidak setoran juga tidak muroja'ah.

Di hari kamis kegiatannya dilaksanakan secara bersamaan berbeda dengan hari lainnya yang harus berjuang dengan kemampuan sendiri-sendiri. Kegiatannya biasanya ngaji bandongan setelah ashar, setelah maghrib tahlil, shalat tasbih, sima'an 1 juz bagi yang bertugas seluruh santri menyimak baik pengurus maupun asatidz.

Kemudian setelah Isya, shalawat nariyah dengan menggenggam batu sesuai perolehan batu yang di terima oleh para santri. Selebihnya membaca shalawat nariyah ditambah shalawat lainnya sebanyak-banyaknya sampai pak Kyai mengintrupsi bacaan selesai. Setelah itu kegiatan al-barzanji. Tergantung giliran perminggunya, biasanya di selingi dengan khitobah, atau extra santri seperti kaligrafi, tilawah, hadroh, dan pidato.

"Neng hari kamis nih..."

"Iya Mbak. Jalan-jalan yuk," ajak Mbak Mar'ah.

"Mending ke rumahku aja yu Mbak kali-kali main ke rumahku," sela Mayla.

"Boleh deh, gimana neng? Ikut yuk. Mumpung kamis loh libur," goda Mbak Mar'ah.

"Hm..." Zalfa masih berfikir, karena ia sangat jarang kalau main-main ke rumah orang. Apalagi kalau izin ke ibunya pasti tidak akan diizinkan.

Setelah Mbak Mar'ah, Mayla, dan Zidqo membujuk Zalfa akhirnya ia luluh. Tepat pukul 9 mereka berangkat ke Pemalang. Zalfa boncengan sama Mbak Mar'ah, Mayla sama Zidqo. Berhubung Zalfa maupun Mbak Mar'ah tidak mempunyai motor maka mereka berdua pinjam motor milik teman lainya yang membawa motor dan sedang tidak di pakai.

Perjalanan menuju Pemalang ia melalui jalan Purbalingga. Siapa sangka mereka berempat ketilang polisi. Sebelumnya memang ada pengemudi yang memberitahu dengan bahasa isyarat tapi mereka tidak tahu maksud dari orang tersebut. Sampai akhirnya mereka terlihat dari kejauhan oleh beberapa polisi. Mau putar balik tidak mungkin. Polisi semakin mendekat dan memberhentikan mereka berempat.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang