Bab 48. Lokawisata Baturraden

17 5 0
                                    

Kebahagiaaan terindah ialah saat dimana keluarga bisa meluangkan waktu untuk berlibur bersama, walau hanya sesaat. Tapi terkenang sepanjang hayat.

Karya Serpihan Ilalang

===========♡♡♡♡♡==========

Senja merindu, sosok gadis berjilbab ungu menatap cahaya senja yang begitu indah membius siapapun mata yang memandangnya. Ia teringat keluarganya yang sudah enam bulan lalu terakhir kali kumpul bersama mereka. Rindu, sudah pasti.

Dua kali liburan Zalfa tidak pulang, saat liburan Idul Adha dan liburan setelah haflah. Ia lebih memilih berdiam saja di pondok, dari pada harus pulang berjam-jam di perjalanan. Bukan hanya itu, yang menjadi alasan ia tidak pulang ialah banyaknya pertanyaan yang nantinya membuat Zalfa merasa tersudutkan. Ia hanya ingin menguatkan mental, menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tiap kali pulang pasti ada saja yang menanyakan. Kapan khatam? Kapan nikah? Dan sebagainya.

Sepulang mengaji, Zalfa mendapatkan telepon dari kedua orangtuanya. Bahwa besok, keluarganya akan berlibur ke Baturrraden. Betapa bahagianya ia mendapatkan kabar tersebut, ia sangat rindu keluarganya.

Malam berganti pagi, kegiatan yang dimulai sejak bangun tidur telah dilalui para santri. Kini Zalfa sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan keluarganya, sebelumnya ia juga sudah menghubungi Rafka untuk menjemput di gang putri seperti biasanya.

"Teh, aku udah di tempat!" Rafka memberi tahu lewat ponselnya.

"Oh iya Dik, Teteh ke sana sekarang juga."

Zalfa langsung ke luar pondok tanpa izin, karena peraturan di pondok tidak mengharuskan santrinya izin kalau hanya keluar tanpa menginap. Kemudian ia mendekati adiknya yang sudah menunggu di tempat.

"Ayo!" ajak Zalfa, yang hanya diangguki oleh Rafka. Kemudian ia langsung melajukan motornya setelah Zalfa sudah duduk dengan aman.

"Bapak udah ngabarin lagi sampai mana Teh?" tanya Rafka.

"Sudah, katanya udah mau nyampe kampus. Kita di suruh nunggu depan kampus."

"Oh oke..."

Lima belas menit sampai depan kampus, Kakak beradik itu duduk menanti mobil yang sudah dikasih tahu warnanya. Katanya ada empat mobil rombongan, ternyata bukan hanya keluarga kecilnya saja yang berlibur. Melainkan sepupu-sepupunya, keluarga Pak Lik, dan keluarga Bu Gede. Mobil Avanza berwarna hitam dua, warna silver satu, dan warna army mobil kijang yang dikendarai Pak Lik.

Saat Zalfa mengamati perjalanan, ada tangan melambai dari mobil silver. Dugaanya benar dia ibunya. Kakak beradik itu langsung menyalakan motornya mengikuti keempat mobil itu.

"Kalian ke depan, yang ngarahin jalan. Kalian kan yang tahu daerah sini!" teriak Bapak dari dalam mobil.

"Baik Pak," jawab Zalfa. Rafka langsung menambah kecepatan motornya. Dan maju paling depan diantara keempat mobil keluarganya.

Sekitar setengah jam mereka lalui perjalanan. Masing-masing mobil memarkirkan ke tempat yang telah disediakan.

Sesampai di sana kebetulan sekali waktu dzuhur telah tiba, sebelum memesan tiket. Mereka melaksanakan kewajiban sholat berjama'ah di Mushola setempat.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang