Bab 9. Perjuangan Skripsi

84 36 86
                                    

Apapun yang sedang kalian perjuangkan. Semangatlah, optimis! Mereka bisa, kamu pasti bisa. Tuhan selalu tahu sanggup tidaknya kita melalui cobaan yang mendera. Hal yang kita anggap buruk, boleh jadi kedepannya akan menjadikan lebih baik sesuai skenario Tuhan yang telah ditetapkan bukan sesuai rencana yang kita inginkan. Ingat! Allah-lah yang menentukan.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

■■ Maaf ya di part ini ada percakapan bahasa sunda, yang gak tahu artinya boleh komen. Nanti saya artikan 😍■■■

♥️️♥️♥️Happy Reading♥️♥️♥️

Suara burung bersenandung, bising kendaraan yang menderu, suara deru angin mengalun syahdu. Sosok gadis berbaring lemah di kamarnya. Sepekan sudah Zalfa di rumah, tapi demanya belum juga turun. Dokter kepercayaan keluarga pun sudah memeriksanya. Penyebab keadaan Zalfa yang ngedrop ini karena makan yang kurang teratur dan terlalu banyak fikiran. Selain kepikiran skripsi Zalfa juga disibukkan dengan kegiatan mengaji.

Selama sakit Zalfa bukan hanya mengkonsumsi obat dari dokter, tapi dengan berbagai obat tradisional juga seperti jamu, telor mentah ayam kampung, bahkan cacing yang diramu sebaik mungkin oleh sang nenek yang disulap menjadi minuman manis yang dipadukan dengan gula kawung atau sering di sebut juga dengan gula aren.

Selama sakit Zalfa hanya diperkenankan makan, minum obat, tidur dan sholat. Soal cuci piring, cuci baju, pekerjaan rumah lainnya yang biasa Zalfa kerjakan saat pulang dilarang keras oleh sang Ibu. Selain kondisinya yang masih lemas Zalfa juga masih mual dan muntah-muntah kalau habis makan, salah satu penyebabnya karena radang lambung, kata dokter juga itu karena gelaja tipes.

"Makan dulu Fa, nanti langsung minum obatnya," ucap ibunya yang membawa makanan dan obat, kemudian diletakkan di atas nakas.

"Iya ma nanti..."

"Sekarang, jangan di tunda-tunda. Biar cepet sembuh."

"Iya ma."

"Kalau kamu sembuh, kan bisa berangkat lagi ke pondok, lanjut lagi skripsinya. Tapi sekarang jangan banyak pikiran dulu, yang terpenting sekarang Zalfa sembuh dulu. Ya sudah mama tinggal dulu ya, mau beres-beres rumah." Kayla hanya menganggukkan kepala dan tersenyum menanggapinya.

Kalau ibu dan bapaknya ke pasar Zalfa dirumah sendiri, karena kakaknya sudah mempunyai keluarga sendiri dan menetap di Cikarang, sedangkan adiknya sedang berada di pesantren.

***

Hari ini keadaan Zalfa cukup membaik, sekarang hari kamis di akhir bulan biasanya adiknya pulang dari pesantren. Pesantren yang adiknya tempati memang tidak begitu jauh hanya diluar kota tapi ia sudah paham karena selain ambil liburan juga biasanya sang adik minta uang bulanan, hari kamis ialah weekend di pondoknya karena sekolah berbasis pesantren biasanya hari terakhir sekolah ialah kamis dan libur di hari jum'at berbeda dengan sekolah pada umumnya yang libur di hari minggu.

"Assalamu'alaikum..." sudah Zalfa kira, suara yang tidak asing, karena kedua orang tuanya masih di pasar. Mau tidak mau Zalfa lah yang membukakan pintu.

"Wa'alaikumussalam," jawab Zalfa lemas.

"Woi... sejak kapan lo dirumah teh? Kok gak bilang-bilang?" ucap Rafka sambil mencium punggung tangan sang kakak, yang ditanya hanya mengedikkan bahu acuh.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang