Bab 42. Berita Perjodohan

15 4 1
                                    

Jika sebuah perjodohan bisa menghadirkan cinta. Maka dengan ikhlas aku akan menerimanya untuk menggapai ridha Sang Maha Cinta.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Zalfa memang tidak pernah kenal dekat dengan seorang Ikhwan. Apalagi pacaran, usianya memang sudah seperempat abad. Tapi belum terbesit sedikitpun untuk memikirkan sebuah pernikahan yang diidam-idamkan layaknya gadis seusianya yang bahkan sudah memiliki momongan.

Prioritasnya saat ini hanyalah sebuah impian, dan kebahagiaan orangtuanya. Kalaupun suatu saat ia dijodohkan ia akan menerimanya, yang penting orangtuanya ridha.

Saat ada seorang ikhwan yang mendekatinya, ia hanya menganggap sebagai teman, tidak lebih. Kalaupun mau serius, datangilah kedua orangtuanya merekalah yang berhak menentukan. Ridhallahi Fii Ridhal Walidaini...

"Fa..."

"Eh enggih, Ma." Zalfa sedikit kaget, tiba-tiba ibunya duduk disampingnya.

"Mama mau ngomong."

"Iya Ma, bicara aja. Mumpung Zalfa masih di rumah. Hehe."

"Mama paham, kalau Mama bicara tentang pasangan buat kamu. Pasti Zalfa nggak suka, tapi setidaknya kamu tidak terlalu tertutup nak sama laki-laki."

"Tapikan Zalfa belum bisa Ma," sergah Zalfa.

"Iya iya, gapapa... yang penting sekarang kamu fokus dulu aja sama impian kamu. Tapi bagaimanapun suatu saat, kamu tidak selamanya mengandalkan orang tua. Pasangan juga perlu, apalagi usia kamu sudah terbilang cukup untuk berumah tangga," ungkap ibu Zalfa dengan tenang.

"Iya Ma, Fa paham kok. Ma, untuk saat ini Zalfa mohon. Jangan singgung Zalfa ke situ. Insya Allah nanti kalau Zalfa Al-Qur'annya sudah khatam, Zalfa akan mempertimbangkannya meskipun list impian Zalfa masih banyak."

"Iya impian boleh saja, tidak harus dilalui sebelum menikah kan Fa? Untuk saat ini gapapa kamu selesaikan dulu al-Qur'annya. Atau setelah khatam nanti mau ngajar di sekolah? Secara kamu kan sarjana Fa."

"Insya Allah Ma, itu pun bagian dari impian Zalfa. Untuk saat ini yang terpenting al-Qur'annya dulu Ma."

"Iya Fa, kalau mau ngajar setelah menikah kan bisa."

"Terserah Mama, kalaupun nantinya Fa mau dijodohkan. Fa ikhlas, tapi Fa mohon. Untuk saat ini izinkan Fa untuk memprioritaskan al-Qur'annya dulu ya Ma," mohon Zalfa dengan memelas.

"Baik Fa. Mama mau jujur, sebenarnya ada beberapa laki-laki yang menanyakan kamu nak. Bahkan beberapa orangtua ingin mengenalkan anaknya sama kamu Fa. Tapi sebagaimana keinginan kamu. Bapak sama Mama memberitahu mereka dengan baik-baik seperti yang kamu inginkan, karena kamu masih menimba ilmu," ungkap ibu Zalfa.

"Iya Ma, terima kasih sudah menghargai keinginan Zalfa. Maafkan Zalfa yang belum bisa memenuhi keinginan Mama sama bapak, karena Fa masih mengedepankan impian Fa."

"Iya gapapa nak, impianmu juga demi kebaikan kita semua. Semoga selalu dipermudah ya nak."

"Iya Ma, terima kasih. Oh iya lusa Zalfa berangkat ke pondok ya Ma.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang