Bab 41. Sahabat Telah Pergi

16 6 1
                                    

Keberadaan seseorang terasa sangat berarti ialah ketika seseseorang itu jauh dari kita atau bahkan telah tiada

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Naila..."

"Ngajinya sudah selesai apa ya Mbak yang madrasah, kayaknya tadi suara Fina deh Mbak. Naila coba tengok ya Mbak," ungkap Naila minta persetujuan Zalfa, karena Chusnul masih terlelap dengan tenangnya.

"Iya mungkin, ya sudah situ ke kamar duluan aja. Lagian kan kamu belum mengaji Pak Kyai juga, jadi tidak terlalu bermasalah," saran Zalfa.

"Iya Mbak, duluan yaa."

"Iya, palingan aku sama Chusnul sampai jam sebelasan di sini. Nunggu yang deresan selesai," beritahu Zalfa, Naila mpun menganggukkan kepala dan segera meninggalkan Zalfa dan Chusnul.

Suasana pondok mulai ramai para santri madrasah masing-masing kelas satu persatu mulai pulang ke kamar mereka, begitupun santri yang khusus tahfidz sudah mulai berdatangan ke kamar masing-masing.

"Mbak Zalfa, Mbak Chusnul, kalian dimana?" Panggil Ifadah dengan suara lumayan keras.

Zalfa mendengar panggilan itu, ia langsung membangunkan Chusnul, menggoyang-goyangkan tubuh Chusnul.

"Nul, hei bangun. Ayo pindah ke kamar tidurnya," ajak Zalfa.

Chusnul mengerjap belum terlalu sadar dengan keadaan sekitar.

"Kita dimana?" tanya Chusnul.

"Kamu lupa? Ayo cepet ke kamar di sini banyak nyamuk," jawab Zalfa langsung berdiri.

"Oh iya iya ingat, udah selesai berarti ngajinya. Ya udah yok ke kamar," pinta Chusnul, lalu diangguki Zalfa dan langsung berjalan menuju kamar mereka.

"Weeeh dari mana kalian Mbak? Mesti ketiduran yaa, haha. Gimana tadi pas di oprak-oprak?" seru Ifadah dengan begitu antusias.

"Hwuaaah, tuh tanya Zalfa aja. Aku mau lanjut tidur aja lah," jawab Chusnul sambil menguap.

Akhirnya Zalfa menceritakan dari awal kejadian mereka ketiduran sampai senam jantung dan berakhir sampai sekarang pada Ifadah.

"Huwahahaha... gak usah ngerasa bersalah banget Mbak, tadi libur kok ngajinya," ucap Ifadah masih dalam keadaan tertawa.

"Seriuuuus?" tanya Zalfa dengan mata berbinar.

"Iya serius, ngapain aku bohong, tadi tuh emang banyak yang masih santai dikamar. Dan yang di tempat ngaji bisa terbilang sedikit lah. Kebetulan Pak Kyai dan Bu Nyai kondhur dan melihat keadaan santri tahfidz yang masuk sedikit.

Akhirnya bel terus-terusan dibunyiin, pengurus juga dikerahkan untuk memeriksa setiap kamar. Setiap santri yang pada masih di kamar berlarian, dan bergegas.

Kirain kalian juga ikut berlarian sama santri-santri yang telat masuk. Ternyata dibarisan terakhir pun nggak ada wajah-wajah kalian. Aku pikir kalian terlalu nyenyak tidurnya... " ungkap Ifadah.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang