Bab 47. Al-Mumtahanah (Perempuan Yang Diuji)

19 5 1
                                    

Dalam melewati ujian, kemungkinan seseorang itu akan melewati keberhasilan atau kegagalan. Tergantung bagaimana seseorang itu menyikapi sebuah ujian yang ia hadapi.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Saat fajar mulai menyingsing para santri sibuk dengan kegiatan pesantren yang berlangsung. Dari bangun tidur, tahajud, tadarus, shalat shubuh berjama'ah, pengajian ba'da shubuh sampai tiba waktu dhuha.

Kegiatan para santri berlangsung khidmat di Pondok Pesantren Darrul Kutub ini, sampai waktu istirahat sejenak setelah dhuha berjama'ah.

Para santri mulai sibuk dengan aktivitas masing-masing, ada yang antri kamar mandi, antri beli rames (nasi bungkus), ada juga yang kuliah pagi atau sekolah.

Sebagai santri senior, Zalfa langsung membeli rames. Untuk mengisi perutnya sebelum bel ngaji jam tujuh berbunyi, karena ia tak ada lagi jadwal kuliah. Maka sangat dianjurkan bagi para santri senior mengikuti kegiatan mengaji kitab Al-Adzkar yang di kaji langsung oleh Pak Kyai.

"Mbak Zal, nanti habis ngaji Al-Adzkar. Temenin Imah ya Mbak," pinta Halimah.

"Kemana Mah?"

"Ke puskesmas atau ke dokter gigi ya Mbak."

"Kamu sakit gigi?"

"Enggak, cuma Imah pengin bersihin karang aja sih Mbak."

"Oh gitu, ya coba nanti. Kalau mau yang harga lebih ekonomis berarti kita ke puskesmas," saran Zalfa.

"Oh iya deh Mbak, puskesmas aja."

"Ya udah, nanti sekalian aku juga mau cabut gigi. Kebetulan ada beberapa gigi yang harus di cabut kata dokter dulu."

"Oke Mbak, habis ngaji nanti ya. Biar aku nanti yang cari motornya."

"Siap, ya udah yuk kita makan dulu. Habis itu ngaji."

Mereka berdua sarapan di kamar, kebetulan sudah membeli rames Bu Jum. Langganan nasi bungkus para santri putri di pondok pesantren Darrul Kutub.

"Segala puji bagi Allah, yang telah mengnugerahkan kami hari ini dan telah menyingkirkan dari kami pada hari ini semua hambatan kami. Mungkin saya cukupkan pengajian pagi ini, semoga kita selalu diberi keberkahan. Aamiin. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaarokatuh," tutup Sang Kyai.

Setelah menjawab salam, mengalun syahdu do'a penutup ngaji yang disenandungkan oleh seluruh santri yang berada di masjid. Kemudian santri keluar satu persatu untuk melanjutkan kegiatan masing-masing.

"Mbak Zal udah mandi?" tanya Halimah.

"Udah, kamu udah kan? Langsung berangkat aja,"

"Iya Mbak, siap-siap bentar. Ini kunci motornya."

"Iya." Zalfa mengambil kunci yang Halimah sodorkan, kebetulan Zalfa yang memimpin jalannya motor.

Setiba di Puskesmas, mereka berdua langsung ambil nomor antrian. Lalu periksa tensi, usia, dan berat badan terlebih dahulu sebelum diperiksa langsung oleh dokter ahli.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang