Bab 40. Senam Jantung

32 7 9
                                    

Kebersamaan bersama teman ialah hal terindah yang bisa dilalui, merasakan sepernasiban, saling menguatkan, dan saling menenangkan. Jika kita sama-sama saling mengerti dan memahami satu sama lain.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Kalian dari mana?" ucap tegas salah satu keamanan.

"Kita habis wudlu," ucap Zidqo.

"Kok baru bawa sajadah sama Qur'an?" tanyanya curiga.

"Kita emang baru berangkat, toh belum ketinggalan banget kan?" tanya Zalfa memastikan.

"Belum tasbihan juga, belum sima'an. Masih wirid ba'da maghrib kan?" tambah Mbak Mar'ah.

"Lagian kita juga ada ada sesuatu, juga nunggu Zalfa berbuka puasa dulu," ucap Zidqo.

"Lain kali lebih cepat berangkatnya, kalau gak puasa ya gak usah bareng sama yang puasa berangkatnya. Kalau bisa di awal waktu ya secepatnya!" ketus salah satu keamanan tersebut.

"Ya!" jawab Zidqo langsung melenggang mencari tempat yang masih kosong. Diikuti ketiga temannya. Tanpa memperdulikan raut wajah keamanan tadi yang menyebalkan.

Keempat santri itu duduk mencari tempat yang masih kosong, kemudian mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung.

Acara wirid selesai di lanjut dengan pembacaan do'a-do'a khusus yang menjadi rutinitas dilakukan di pondok pesantren Darrul Kutub. Kemudian sholat sunah tasbih berjama'ah, seusai shalat langsung sima'an al-Qur'an satu juz meneruskan juz malam jum'at kemarin. Biasanya yang bertugas santri putra tahfidz pilihan pak Kyai yang sudah jelas lanyahnya dan perolehan juznya juga yang sudah banyak.

Seluruh santri menyimak bacaan santri terpilih tersebut baik putra maupun putri. Setelah satu juz selesai dilanjut adzan isya dan berjama'ah. Lalu di lanjut dengan nariyahan, dan berbagai shalawat lainnya. Kemudian acara kegiatan ekstrakulikuler. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya ekstrakulikuler di pondok pesantren Darrul Kutub ini terdapat 4 bagian yaitu Tilawah, Khitobah, Kalighrafi, dan Hadroh.

Masing-masing santri menempati tempatnya sesuai dengan ekstra yang mereka ambil. Kebetulan Zalfa, Mayla, Zidqo, dan Mbak Mar'ah semuanya di ekstra yang sama yakni Tilawatul Qur'an.

Kegiatan malam jum'at berlangsung dengan khidmat. Para santri keluar dari tempat ekstrakulikuler masing-masing. Mereka kembali ke kamar, ada yang langsung tidur, ada yang bikin majlis ghibah, ada yang nderes al-Qur'an, dan ada pula yang Mujahadah.

***

Keesokan harinya, Zalfa dan Mbak Mar'ah pergi kembali ke bengkel yang sebelumnya sudah pernah mereka kunjungi.

"Ini Mbak, uang untuk kerusakannya. Kurang lebihnya nanti sama Mbak dulu aja, nanti kalau udah pulang dibicarakan lagi," ucap Mayla.

"Oh iya, oke-oke..." jawab Mbak Mar'ah sambil mengangguk-angguk faham.

"Hati-hati Mbak..." ucap Zidqo.

"Siap, ayo neng," ajak Mbak Mar'ah pada Zalfa.

"Eh iya Mbak, Ayo. Assalamu'alaikum..." Setelah mengucapkan salam Zalfa dan Mbak Mar'ah langsung keluar kamar menuju parkiran.

Kebetulan tadi malam setelah kegiatan selesai, Mbak Mar'ah menjelaskan kronologi kejadiannya kenapa motornya bisa seperti itu dan STNK-nya yang di tahan polisi. Mbak Hikmah sebagai pemilik motor tidak begitu mempermasalahkan, toh kejadian itu tidak di sengaja. Apalagi notabennya Mbak Shol sebagai sahabatnya sendiri, dan Zalfa sudah seperti saudara karena mereka dari daerah yang sama, Ciamis.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang