Bab 32. Mukena Untuk Mama

22 5 0
                                    

Saat kita bisa memberi dari hasil kita sendiri ialah sebuah pencapaian yang membanggakan. Meskipun pemberian itu bernilai kecil, yang terpenting ialah ketulusan yang kita ciptakan dan kebahagiaan dari penerima itu sendiri.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Karena, Kakak juga harus fokus menghafal di pesantren. Jadi biar waktu Kakak tidak banyak diluar dan cepat selesai dipesantrennya. Makanya Pak Kyai Kakak melarang santri-santrinya mengajar. Agar keluarga di rumah juga cepat melihat Kakak sukses. Jadi mereka berharap agar Kakak cepat selesai dan bisa kembali ke kampung halaman."

"Oh begitu ya Kak. Semoga Kakak cepat sukses ya, pasti ibu sama ayah Kakak merindukan Kakak yah yang jauh disini. Orang mama Vero saja kalau vero nginep sehari saja di rumah nenek pasti kangen gak boleh lama-lama kalau liburan dirumah nenek."

"Nah betul, pasti orang tua yang baik  akan selalu merindukan anaknya. Dimanapun mereka berada, sekalipun anak-anaknya sudah memiliki keluarga sendiri."

"Iya ya sudah kalian siap-siap pulang yah, pasti keluarga kalian yang jemput sudah menunggu di depan sekolah." Siswa-siswi langsung membereskan tas dan bangku masing-masing.

"Kinan pimpin do'a ya..."

"Iya Kak. Berdo'a mulai." Semuanya menunduk dan berdo'a dengan khusyu'.

"Berdo'a selesai. Beri salam..."

"Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..." ucap serempak siswa-siswi kelas VII A.

"Wa'alaikumussalam Warohamatullohi Wabarokatuh..." jawab Zalfa.

"Aku dulu..."

"Aku..."

"Aku duluan..."

Hampir seluruh siswi berebut salim ke arah Zalfa. Begitu juga para siswa dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Jangan lupa sama kita-kita ya Kak..."

"Iya Kak, semoga Kakak cepat sukses."

Dan beberapa ucapan-ucapan baik dari mereka terus menghujani pertemuan terakhir Zalfa.

***

Enam bulan berlalu, dan enam kali juga Zalfa menerima bisyaroh dari SMP N 2 Purwokerto. Uang yang ia dapatkan sebagai gaji setiap bulannya Zalfa tabung, ia simpan ke bank Syari'ah. Ia menyisakan uang 400.000 bisyaroh selama 2 bulan ia mengajar untuk membeli mukena lajuran. Sebagaimana mukena terusan wajib dimiliki setiap santri di pondok pesantren yang Zalfa tempati.

Zalfa berniat membeli dua mukena, satu untuk ibunya, satu lagi buat sendiri. Dia memesan pada Mbak Isna. Salah satu mbak-mbak di pondok yang berjualan mukena. Ia memesankan untuk ibunya dengan bordiran berwarna pink kombinasi merah dan ditambahi dengan pernik-pernik warna gold. Sedangkan untuk Zalfa sendiri berwarna ungu kombinasi biru dengan tambahan pernik-pernik berwarna biru muda. Kurang lebih, pesanan mukena akan datang setelah dua minggu.

Kedatangan mukena tidak sesuai dengan ekspetasi Zalfa. Ternyata Mbak Isna baru mengkonfirmasikan bahwa mukenanya datang sekitar sebulan lebih. Perkiraan akan datang di bulan Ramadhan.

Mungkin itu bulan yang tepat, nanti saat Zalfa memberikan mukena kepada ibunya bertepatan dengan liburan pondok yang jatuh pas bulan Ramadhan H-7 lebaran. Zalfa masih bisa mengenakan mukena lamanya.

Tidak terasa Ramadhan telah tiba. Selain pahalanya yang berlipat di bulan Ramadhan. Kegiatan mengaji santri pun berlipat-lipat. Sampai tidak terasa lusa ialah tepat liburan pondok. Waktu inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri, karena liburan Ramadhan-Syawal ialah liburan terpanjang dalam satu tahun bagi santri pondok pesantren Darrul Kutub. Liburannya mulai tanggal 23 Ramadhan sampai 15 Syawal.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang