"Gue minta maaf."
Kalimat itu meluncur bebas dari bibir Glen, sedikit tersentak kaget karena cowok itu akhirnya mau mengakui kesalahannya.
Namun bagi Retha semuanya percuma, karena hatinya sudah terlanjur beku untuk memaafkan orang-orang yang dulu menyakitinya.
Gadis itu menatap langit-langit UKS, enggan menatap Glen karena wajahnya membuatnya muak. Karena setiap ia menatap wajah itu maka dirinya akan semakin hancur.
"Mungkin semua kesalahan gue nggak pantes di maafin. Tapi kali ini gue bener-bener minta maaf sama lo, Reth." Ujar cowok itu lagi.
"Untuk apa? Untuk apa lo minta maaf? Percuma, karena semuanya terdengar basi di telinga gue, Glen." Akhirnya Retha angkat bicara.
"Gue tahu tap---"
"Lo nggak pernah tahu!" Sanggah Retha cepat. "Lo nggak pernah tahu kesulitan apa yang selama ini gue alami, lo nggak tahu gimana sakitnya di tinggal sendirian. Bahkan lo nggak tahu kalo gue sekarat setiap harinya!"
Wajah Glen berubah pias. Melihat luapan emosi yang ditunjukkan di wajah gadis itu, membuatnya terdiam. Glen sepenuhnya sadar jika Retha benar-benar rapuh hingga Glen tak bisa lagi membuatnya utuh.
"Gue brengsek, gue nggak ada saat lo butuh gue. Gue bahkan nggak percaya sama lo, tapi gue janji mulai sekarang gue akan ada buat lo, Reth. Gue janji." Kata Glen sembari memandang tulus ke arah Retha.
Namun ketulusan itu sama sekali tak Retha lihat, gadis itu justru muak mendengar kata-kata Glen barusan serta janji yang cowok itu katakan.
"Seharusnya lo sadar, Glen, dari dulu lo nggak pernah sekalipun nepatin janji lo ke gue. Sekarang mau buat janji lagi? Basi!" Damprat Retha.
"Gue tahu gue salah, tapi biarin kali ini aja gue perbaiki kesalahan gue. Gue janji enggak akan ngulang."
Retha bangkit dari tidurnya, gadis itu duduk menyila dan menghadap ke arah Glen.
"Lo mau tahu penyesalan apa yang paling gue sesali?" Glen hanya diam dengan kening bertaut bingung.
"Gue nyesel karena kenal lo, bahkan pacaran sama cowok brengsek kayak lo!"
Glen mengerjapkan matanya, menatap Retha dengan sorot terkejut. "L-lo nyesel?"
"Iya, gue nyesel kenapa? Gue nyesel karena pernah kasih hati gue buat lo! Gue nyesel karena percaya lo orang satu-satunya yang bakal bikin gue bahagia! Gue nyesel, Glen!" Teriak Retha.
Glen tidak bisa berkata apa-apa, cowok itu terlalu terkejut dengan apa yang baru Retha bilang. Hatinya tercubit ketika mendengar kalimat penyesalan itu dari bibir Retha bahwa gadis itu menyesal karena berhubungan dengannya.
"Gue cuma punya satu permintaan, jangan pernah muncul di hadapan gue lagi. Anggap gue ini orang asing yang nggak pernah ada dalam hidup lo." Retha memejamkan matanya, mencoba menahan sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya.
"Gue nggak bisa, gue nggak bisa lakuin itu." Glen menggeleng, menghapus ingatan dan semua kenangan tentang Retha tidaklah mudah. Bagaimanapun rasa itu masih ada, Glen tidak bisa menghapusnya begitu saja.
"Lo udah punya tunangan dan seharusnya lo nggak peduliin gue!" Teriak Retha kesal, gadis itu benar-benar kesal pada sikap Glen yang terbilang plin-plan.
"Tapi gue nggak pernah sedikitpun cinta sama Sonya, Reth!" Balas Glen.
"Trus kenapa lo tunangan? Karena kasihan kalo Sonya nggak punya siapa-siapa, itu 'kan alasan lo? Trus selama satu tahun itu lo anggep gue apa?" Pertanyaan bertubi-tubi itu Retha lontarkan pada Glen.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Teen Fiction"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." ____________________________________________ Tentang Retha yang selalu dinomorduakan oleh Glen, pacarnya. Tentang Retha yang tahu bagaimana sakitnya sendirian. Ten...