_27_

27.8K 2.3K 227
                                    

Siapkan hati dan mental yang kuat saat baca ini🔥

***

Retha berdiam diri di kelas saat semua orang pergi keluar saat jam istirahat dimulai. Baru saja ingin meletakkan kepalanya di atas meja, tiba-tiba ada yang masuk ke kelasnya dan memaksanya keluar.

"Ikut gue."

Retha mendongkak, raut wajahnya terlihat bingung. "Kemana Kak?"

Seseorang itu tak lain adalah Zico, karena perintah dari seseorang membuatnya mau tak mau datang ke sini dan menjemput Retha.

"Sonya udah siuman," kata Zico.

"Lo terancam dikeluarkan dari sekolah." Perkataan Zico selanjutnya sukses membuat Retha terkejut.

"Tapi, Kak. Aku---"

"Minta maaf sama Sonya, cuma dia yang bisa nolong lo." Zico memotong ucapan Retha dengan cepat.

"Tapi Kak buat apa aku minta maaf atas perbuatan yang sama sekali nggak aku perbuat?" Retha tak habis pikir, kenapa Zico yang jelas-jelas tahu ia tak bersalah menyuruhnya untuk meminta maaf?

"Kak Zico tahu yang sebenarnya 'kan? Kak Zico tahu aku nggak dorong Sonya waktu itu 'kan?" Tanya Retha penuh harap.

Zico menghembuskan napas, "Tapi orang-orang taunya lo salah! Makanya ikut gue dan minta maaf sama Sonya!"

"Retha nggak mau!" Retha menolak keras. Bagaimana pun dirinya tak bersalah.

Melihat Retha yang keras kepala, Zico menarik tangan Retha secara paksa dan membawanya keluar menuju lapangan.

Di sana sudah ada Sonya yang duduk di kursi roda, Dirga, Glen dan kepala sekolah. Bahkan karena para siswa-siswi yang penasaran mereka membentuk lingkaran mengelilingi lapangan.

Ini keinginan Sonya, entah apa yang ingin cewek itu lakukan. Tapi Zico sama sekali tidak bisa membantahnya.

Kini Retha sudah ada di tengah-tengah mereka.

"Retha, minta maaf sama Sonya." Suruh Pak Setyo selaku kepala sekolah.

"Saya nggak mau! Saya nggak salah, kenapa saya harus minta maaf?" Retha tetap pada pendiriannya.

"Minta maaf sekarang, Retha! Atau kamu terancam saya keluarkan dari sekolah." Ancam Pak Setyo.

"Tapi saya nggak salah! Saya nggak lakuin apapun!"

"Anak ini, tidak punya sopan santun!" Dirga selaku ayah Glen angkat bicara. "Minta maaf ke Sonya sekarang!"

Retha menoleh ke arah Dirga, "Tapi Om, saya benar-benar tidak bersalah!"

"Tidak usah banyak tingkah!" Tiba-tiba tanpa aba-aba Dirga menampar pipi Retha keras.

Retha memegangi pipinya yang terasa perih dan ngilu secara bersamaan. Ia menatap tak percaya pada Dirga dan parahnya tidak ada yang membelanya.

"Sebaiknya lo minta maaf ke Sonya deh!" Celetukan itu keluar dari bibir salah satu siswi.

"Masih mending Sonya nggak laporin lo ke polisi. Udah minta maaf aja kenapa sih?" Seruan yang lainnya datang.

"Nggak tahu diri banget emang si Retha."

"Kalo gue jadi dia, gue bakal malu setengah mati!"

Retha menghembuskan napasnya pelan, perlahan ia melangkahkan kakinya maju ke arah Sonya yang duduk di kursi roda.

"Maaf." Ujarnya kemudian.

"Maaf aja nggak cukup." Kata Sonya memandang Retha dengan sinis.

"Lo mau apa lagi?"

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang