"Bawain tas gue!"
"Dih siapa lo? Main suruh-suruh gue?!"
Sonya berdecak kesal lalu menatap Retha, "Gue itu majikan lo!"
"Lo itu cuma majikan gue kalo di rumah, dan ini lagi di sekolah! Lagian manja banget jadi cewek, heran." Ucap Retha dengan nada sindiran.
"Yang namanya pelayan tetep pelayan! Dan lo itu pelayan gue!" Kata Sonya lagi.
Retha memutar bola matanya malas, "Siapapun pasti ogah kali punya majikan kayak lo. Gue emang pelayan lo, tapi gue juga punya harga diri!"
"Nggak usah ngomongin harga diri lo, lo itu cewek murahan yang nggak tahu malu!" Tampaknya, Sonya semakin menjadi-jadi. Ini tidak bisa dibiarkan, batin Retha.
"Nggak salah lo ngomongin harga diri? Emang sendiri punya? Ngaca, lo aja udah punya suami tapi masih sering godain Arsen! Itu yang namanya harga diri?" Balas Retha tak kalah sinis.
Karena kesal mendengar ucapan Retha, Sonya dengan kasar mendorong tubuh Retha hingga gadis itu tersungkur ke jalanan yang terlihat becek hingga membuat tubuh dan seragam gadis itu kotor.
Para siswa-siswi yang melihatnya tertawa meledek begitupun dengan Sonya yang terbahak-bahak seperti nenek lampir. Retha yang tak terima diperlakukan seperti itupun membalas dengan lebih kejam.
Retha yang masih tersungkur di jalan menarik tangan Sonya hingga gadis itu juga ikut terjatuh di sampingnya.
"Lo gila? Gue bisa kotor!" Damprat gadis itu kesal.
Retha terkekeh sinis, "Ini baru impas!"
Lalu gadis itu beranjak dari jatuhnya, membersihkan seragamnya yang kotor menggunakan tangannya. Namun yang ada seragamnya malah semakin kotor.
Retha berdecak kesal, menatap Sonya yang masih belum kunjung berdiri. "Berdiri kalo gak mau kotor, bego banget lo jadi cewek!"
"Astaga, Sonya kamu kenapa?" Tiba-tiba saja Glen datang bersama teman-temannya.
"Nya, lo kalo mau mandi jangan di situ. Masa cantik-cantik mandinya di air becekan gitu. Pfft." Ledek Alden.
"Diem lo!" Sonya berteriak kesal, lalu berdiri dari jatuhnya atas bantuan dari Glen. "Ini itu gara-gara Retha! Aku jadi kotor kayak gini, Glen."
Mendengar namanya di sebut sebut, Retha menaikkan alisnya. "Gara-gara gue? Gak salah? Lo yang mulai duluan, gue bales lah. Impas 'kan?"
"Tapi nggak gini caranya, Reth." Glen menoleh pada Retha. "Minta maaf sama Sonya, sekarang!"
"Gue minta maaf ke dia?" Tanya Retha sembari menunjuk Sonya dengan dagunya. "Cih, ogah banget gue!"
"Buset, keren Reth. Lanjutkan." Kompak Alden, Juan dan juga Dino. Mereka bahkan bertos ria.
Mendengar kekompakan sahabat-sahabatnya membuat Glen menatap mereka. "Kalian gak bisa belain orang yang jelas-jelas salah."
Sontak perkataan itu membuat Retha terpancing, "Belain orang yang salah? Coba sekali aja lo mikir dari sudut pandang gue. Coba sekali aja lo dengerin cerita dari gue, jangan cuma Sonya yang selalu lo dengerin. Kalo kayak gitu, lo akan terus anggap Sonya benar dan gue selalu salah!"
"Lo orang yang gampang menghancurkan kepercayaan dan gue gak bisa percaya sama lo gitu aja, Reth." Jawab Glen.
"Nggak usah ngomongin kepercayaan, kalo lo juga ahli dalam mematahkan harapan. Gue aja hampir nggak percaya kalo lo waktu itu diem aja ketika gue di permalukan di depan semua orang. Bukannya itu artinya lo juga mematahkan kepercayaan gue terhadap lo yang akan selalu lindungin gue, Glen?" Retha mendekat ke arah Glen, menatap cowok itu dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Teen Fiction"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." ____________________________________________ Tentang Retha yang selalu dinomorduakan oleh Glen, pacarnya. Tentang Retha yang tahu bagaimana sakitnya sendirian. Ten...