"Lo tahu akibatnya apa kalo nggak nurutin perintah gue?"
Sonya menatap salah satu anak buahnya yang bernama Amanda tersebut. Gadis itu membawa Amanda ke toilet paling ujung yang jarang dilewati siswa maupun guru-guru.
"Gue bisa aja bikin lo dan keluarga lo hidup di jalanan, jadi jangan pernah sekali-kali lo bantah perintah gue dan khianatin gue. Ngerti?" Ujar Sonya memberi peringatan pada gadis itu.
Amanda hanya mengangguk dengan wajah ketakutannya. Hal itulah yang membuat Sonya puas karena gadis itu yakin jika Amanda tidak akan pernah berkhianat padanya, mengingat bagaimana ia lah yang selama ini membiayai segala kebutuhan gadis itu.
"A-apa yang harus aku lakuin, Kak?" Tanya Amanda dengan nada bergetar.
Sonya tersenyum miring, "Buang semua rekaman cctv yang nunjukin gue bersalah selama ini. Rekaman itu masih ada di lo 'kan?"
Amanda mengangguk, selama ini lah ia yang menyembunyikan semua kejahatan Sonya melalui rekaman cctv tersebut. Itu ia lakukan karena terpaksa dan takut Sonya tidak akan main-main dengan ancamannya.
"Bagus, gue cuma minta rekaman itu jangan pernah sampai bocor ke siapapun. Terserah lo mau apain rekaman itu terpenting jangan sampai ada orang yang tahu selain gue dan lo. Paham?" Sonya mendekatkan wajahnya menatap Amanda dengan tatapan tajamnya.
"I-iya, Kak." Amanda mengiyakan hal itu sontak membuat senyum senang merekah dibibir Sonya.
"Good girl," ucap Sonya sembari menepuk pundak Amanda dan berlalu pergi dari sana.
Amanda memandangi punggung Sonya yang mulai menjauh. Gadis itu menghela napasnya pelan, berniat berbalik menuju kelasnya namun dua orang muncul di depannya membuatnya kaget.
"K-kalian mau apa?" Tanyanya takut pada dua orang tersebut yang tak lain adalah Retha dan Arsen.
Retha menyodorkan ponsel, lalu menyetel rekaman suara yang memperdengarkan obrolan Amanda dan Sonya, sontak hal tersebut membuat Amanda sangat terkejut.
Amanda menatap Retha yang merupakan kakak kelasnya itu, "Maaf, Kak. Aku terpaksa lakuin hal ini karena aku nggak mau keluarga aku terluka. Aku bener-bener terpaksa."
"Gue ngerti, gue paham apa yang lo alamin." Retha mengangguk paham. "Tapi apa lo tega lihat orang yang nggak bersalah terus-terusan di tuduh kayak gini?"
Amanda diam tak bisa berkata-kata, gadis itu jujur sepenuhnya sadar atas apa yang ia perbuat.
"Karena lo, karena lo menyembunyikan semua bukti kejahatan Sonya dan lo berkerja sama dengan dia lo nggak hanya hancurin hidup gue, tapi merenggut semuanya dari gue. Apa lo bahagia hidup dengan menghancurkan hidup orang lain?" Retha menatap dalam manik mata gadis di depannya, hanya Amanda lah harapan satu-satunya Retha untuk membuktikan ia tak bersalah.
Amanda menunduk, perasaan bersalah yang sudah tumbuh itu kembali meluap dari hatinya. Ia benar-benar tidak tahu jika perbuatannya akan sangat menghancurkan dan merenggut kebahagiaan orang lain yang sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan terhadapnya.
"Amanda, lo mau 'kan bantuin gue? Lo mau 'kan kalo semua kejahatan Sonya terungkap dan lo bisa hidup tenang?" Tanya Retha penuh harapan.
Amanda mendongkak, menatap balik mata kakak kelasnya itu. Jujur gadis itu bingung dan takut, jika Sonya tahu semua ini apa yang akan Sonya lakukan? Tentunya dengan membalaskan dendam pada keluarganya.
"Lo nggak perlu khawatir, gue dan Retha bakal selalu lindungin lo dan nggak akan biarin Sonya nyakitin baik lo maupun keluarga lo, gue bisa jamin hal itu." Kata Arsen seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Teen Fiction"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." ____________________________________________ Tentang Retha yang selalu dinomorduakan oleh Glen, pacarnya. Tentang Retha yang tahu bagaimana sakitnya sendirian. Ten...