_10_

34.7K 3.2K 246
                                    

Video pelecehan yang terjadi pada Retha tersebar luas di penjuru sekolah.

Hari ini, Retha jadi perbincangan hampir oleh semua siswa-siswi. Banyak juga dari mereka yang menghujat dan menjelek-jelekannya namanya.

"Luarnya aja polos, ternyata dalemnya busuk."

"Munafik banget nggak sih? Dia sok sok an tersakiti di depan kita, tapi nyatanya itu cuma topeng sok suci doang."

Retha tidaklah tahu, siapa orang yang menyebar video menjijikkan tersebut. Lantas kenapa Retha yang di salahkan? Sedangkan ia yang menjadi korban?

"Cih, udah berapa banyak laki-laki yang ditidurin sama dia?"

Kali ini karena ulah seseorang yang entah siapa, Retha harus mendengar kalimat-kalimat buruk yang ditujukan padanya.

Tak lama kemudian, Sonya dan anteknya datang. Gadis itu tersenyum licik, Retha muak melihatnya.

"Ini ulah lo 'kan, Nya?" Tanya Retha, gadis itu sama sekali tidak takut. Terserah orang akan bilang apa padanya, Retha tidak peduli.

"Ulah gue?" Sonya menunjuk dirinya sendiri. "Untung waktu itu gue ngikutin lo jadi gue tahu apa yang terjadi sama lo."

Retha menggeram tertahan, "Lo iri sama gue cuma gara-gara Glen? Cara lo rendah, Nya."

"Lo lebih rendah daripada gue, lo dibayar berapa sampe mau lakuin gituan?" Sepertinya Sonya sengaja memancing amarah Retha.

"Jaga bicara lo, Nya!" Teriak Retha marah.

Sonya lantas tertawa, rencananya akhirnya berhasil. Tidak sia-sia ia mengikuti Retha waktu itu, Sonya berhasil mendapatkan apa yang ia mau. Setelah ini Sonya yakin jika Retha bukan hanya akan dibenci oleh para siswa-siswi, tapi dibenci oleh Glen juga.

Ketika Retha ingin membuka suara, panggilan dari kepala sekolah menghentikannya.

"Pergi gih sana, gue yakin setelah kepsek lihat video lo. Dia nggak segan-segan buat depak lo dari sekolah." Ucap Sonya dengan kekehan sinis.

Retha menghembuskan napas, langkahnya ia mantapkan untuk menuju ke ruang kepala sekolah. Untuk apa takut? Toh, Retha tidakkah salah justru ia yang menjadi korban.

"Bapak manggil saya?" Tanyanya di balik celah pintu yang terbuka.

Setyo, selaku kepala sekolah itu mengangguk singkat mempersilahkan Retha masuk. Tatapan matanya yang tajam ia tujukan pada anak muridnya satu itu.

"Kamu tahu apa ini?" Tanya laki-laki itu sembari menujukkan video yang tersebar diseluruh sekolah.

"Itu bukan seperti apa yang bapak lihat, pak. Ini semua salah paham." Jawab Retha.

"Saya tidak mau mendengar alasan apapun Retha. Kamu ini perempuan, bagaimana bisa melakukan hal menjijikkan seperti itu?" Tanya Setyo, selaku kepala sekolah tentunya ia sangat malu dengan tingkah laku muridnya ini.

"Tapi pak, saya bisa jelaskan. Video itu tidak seperti yang bapak lihat, laki-laki itu mencoba melecehkan saya dan saya berusaha untuk melindungi diri saya. Video itu hanya setengah dari kebenarannya saja, jadi tolong percaya sama saya pak." Jelas Retha panjang lebar.

"Atas dasar apa saya harus percaya sama kamu? Sedangkan kamu saja sudah membuat nama sekolah ini tercoreng?"

"Pak, saya---" Setyo mengangkat tangan untuk menyuruh Retha diam.

"Saya tidak mau mendengar apapun lagi." Ucap Setyo. "Kamu saya skors selama satu minggu. Jadi diharapkan selama waktu yang saya berikan, kamu mampu berubah menjadi lebih baik."

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang