Absen dulu, jam berapa kalian baca cerita ini?
Seneng nggak aku up?
Jangan lupa vote komen yaa!
Happy reading semua❤
***
"Glen!"
Retha berlari sepanjang koridor untuk dapat mengejar Glen. Cowok itu tiba-tiba berubah, setahunya Retha tidak melakukan kesalahan apapun.
Seingatnya, Glen lah yang bersalah. Dan Retha yang marah terhadapnya.
Untung koridor sekolah masih sepi, jadi aksinya tidak akan di tonton banyak orang.
"Glen, kamu kenapa sih? Kenapa ngehindar?" Dengan susah payah, Retha berhasil menghentikan Glen.
Cewek itu terlihat kelelahan dan ngos-ngosan.
Glen berbalik, menatap Retha dengan pandangan datar. "Alasan kamu nyuruh aku hindarin kamu dulu itu cuma alibi kamu doang supaya bisa deket sama cowok lain?"
Retha melongo, hah? Apa maksudnya?
"Maksud kamu?" Retha menatap Glen dengan raut bingung. "Aku nggak ngerti."
Glen menghembuskan napas beratnya, cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya.
Menunjukkan beberapa foto kepada Retha.
Seketika mata Retha membulat sempurna, foto-foto itu memperlihatkan dirinya tengah berbincang dengan Zico, kakaknya.
Di sekolah ini tidak ada yang tahu jika Zico dan Retha adalah saudara kandung. Termasuk Glen dan Prilly. Tapi ini bukan sepenuhnya salah Retha, Zico sendiri yang mengancamnya untuk tidak membeberkan hal itu kepada siapapun.
"Kenapa diem? Nggak bisa jawab?"
Retha seketika langsung tersadar, "Glen, dia cuma---"
"Udahlah, nggak usah di bahas. Aku mau pergi ke kelas." Potong Glen cepat, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Glen, dengerin penjelasan aku dulu!" Namun teriakan Retha sama sekali tidak Glen gubris.
"Gimana kejutannya? Keren 'kan?"
Retha yang hafal betul suara siapa itu langsung menolehkan kepala. Dugaannya benar, itu Sonya. Cewek berotak licik itu kini tengah tersenyum senang ke arahnya.
"Jadi ini ulah lo?" Jika Retha akan diam seperti gadis-gadis lain, maka dugaan kalian salah. Dia tidak bisa membiarkan ketidakadilan terjadi kepadanya.
"Iya, kenapa? Mau marah?" Sonya tersenyum sinis.
Retha tertawa, "Buat apa gue marah sama orang kayak lo? Buang-buang waktu gue aja."
Plakk!
Sonya menampar pipi Retha karena gadis itu sudah keterlaluan terhadapnya.
Bukannya marah, Retha malah tersenyum. "Sebenarnya gue bisa balik mukul lo, tapi gue sadar manusia nggak boleh kasar sama binatang."
Setelahnya Retha berlalu pergi meninggalkan Sonya yang terlihat jengkel karena perkataannya barusan.
***
Bel pulang sekolah terdengar nyaring ditelinga Retha. Gadis itu buru-buru memasukkan buku bukunya ke dalam tas.
Ketika ketua kelas menginstruksikan untuk berdoa, kepala kami serentak menundukkan kepala. Hal yang biasa dilakukan disetiap sekolah saat pulang maupun masuk sekolah.
Dan setelah selesai berdoa, tiba saatnya untuk memberi salam kepada guru. Terkadang hal sekecil ini bisa membuat Retha bahagia.
Menghilangkan beban pikiran yang selama ini tersemat di dalam dirinya. Ketika guru selesai menjawab salam, kami berhamburan keluar kelas untuk segera pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Ficção Adolescente"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." ____________________________________________ Tentang Retha yang selalu dinomorduakan oleh Glen, pacarnya. Tentang Retha yang tahu bagaimana sakitnya sendirian. Ten...