_30_

35.8K 2.6K 98
                                    

Pasar malam adalah tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa kalangan baik anak muda maupun orang tua.

Bahkan pasar malam adalah suatu wisata yang sering dikunjungi anak-anak kecil karena banyaknya permainan yang tersedia. Dibandingkan mall mewah, pasar malam menjadi objek wisata yang sering banget dikunjungi karena tarifnya yang terbilang murah.

Seperti malam ini, pasar malam kembali diadakan setelah dua bulan terakhir tak ada.

Kali ini bahkan Arsen mengajak Retha untuk pergi ke wisata malam tersebut.

"Sen, ayo berangkat!" Ucap Retha, gadis itu terlihat sangat gembira ketika Arsen mengajaknya pergi ke pasar malam.

Arsen mengangguk, "Mana tangan lo?"

Retha mengulurkan tangannya dengan pandangan bingung.

Arsen tersenyum tipis lalu menerima tangan Retha dan mengenggam tangan gadis itu lalu membawa Retha untuk keluar dari rumahnya.

Retha hanya menerima saja jika Arsen menggenggam tangannya, toh tidak ada salahnya bukan?

Mereka berdua akhirnya berangkat menuju pasar malam yang jaraknya lumayan dekat. Baru sampai di parkiran saja mereka langsung disambut dengan bunyi petasan dan keramaian warga.

Arsen dan Retha turun dari motor. Banyak sekali pasang mata yang menatap mereka berdua. Pikir mereka, Arsen dan Retha adalah pasangan yang serasi.

Arsen kembali menggenggam tangan Retha ketika melihat beberapa mata lelaki memandang Retha dengan penuh nafsu. Seakan Retha adalah makanan yang siap di santap.

"Kenapa?" Tanya Retha bingung ketika menyadari genggaman Arsen mengerat.

"Gapapa, biarin gini aja." Ucap Arsen. Sesekali cowok itu menatap tajam ke arah  sekumpulan pria yang menatap Retha terang-terangan.

Entahlah melihat itu membuat tensi darah Arsen seolah naik. Arsen tidak lagi cemburu 'kan?

"Sen, main itu yuk!" Ucap Retha tiba-tiba sembari menunjuk ke arah permainan yang gadis itu inginkan.

"Mandi bola? Gak ah, kayak anak kecil!" Tolak Arsen mentah-mentah.

Retha mendengus, apanya yang anak kecil? Memang ada peraturan jika permainan mandi bola untuk anak kecil saja?

"Yaudah sih kalo nggak mau, gue main sendiri aja!" Gadis itu berlari kecil ke arah tempat permainan itu yang ramai dengan anak-anak kecil.

Arsen mau tak mau menyusul Retha, mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang berisi banyak sekali bola-bola warna-warni.

"Bagus banget!" Pekik Retha senang sembari memainkan beberapa bola seperti anak kecil.

Arsen yang melihatnya gemas sendiri, Retha benar-benar menggemaskan seperti anak kecil. Diam-diam Arsen mengambil ponselnya dan memotret Retha menggunakan kamera ponselnya.

"Lo motoin gue ya?!"

Tiba-tiba saja semprotan itu membuat Arsen reflek menutup kamera dan mematikan ponselnya.

"Coba liat!" Teriak Retha lagi.

Sontak saja Arsen menjauhkan ponselnya ketika Retha hendak  mengambil dari tangannya.

"Arsen ih, coba lihat!"

"Ngga! Nanti lo hapus!"

Retha menatap Arsen cemberut, "Tuh 'kan lo motoin gue! Pasti jelek!"

"Nggak, ini cantik kok!" Arsen terus menghindar dari Retha yang mencoba mengambil ponselnya.

"Sini liat!" Retha berjinjit, mencoba menjangkau tangan Arsen yang berada di atas dengan memegang ponselnya.

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang