_18_

29.3K 2.4K 123
                                    

Sudah dua hari semenjak penculikan Retha, sikap Glen tiba-tiba berubah.

Cowok itu menjauhi Retha. Tidak mengangkat telepon dan membalas pesan-pesannya.

Retha jelas saja bingung, pasalnya ia tidak melakukan kesalahan apapun. Lantas kenapa Glen terus menghindarinya?

Seperti sekarang ini, Glen secara terang-terangan menujukkan kemesraannya dengan Sonya. Tidak mempedulikan bagaimana perasaan Retha ketika melihat itu.

"Glen!" Teriak Retha memanggil cowok itu.

"Maksudnya apaan sih? Kenapa tiba-tiba lo jauhin gue?" Tanyanya bingung dengan perubahan sikap Glen.

Glen menatap Retha datar, "Bukan urusan lo."

Retha memandang kaget ke arah Glen, ia tak menyangka jika kalimat itu yang akan keluar dari bibir Glen.

"Lo kenapa sih? Kenapa tiba-tiba sikap lo berubah?"

"Gak usah urusin gue lagi mulai sekarang, Reth." Glen menyela. Membuat Retha semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada cowok itu.

"Tapi kenapa? Lo lebih pilih Sonya daripada gue?" Retha melirik sekilas ke arah Sonya yang tersenyum kemenangan.

"Sonya sahabat gue, Reth." Jawaban Glen benar-benar membuat Retha muak.

"Sahabat macem apa yang kegatelan sama cowok yang udah punya pacar? Itu yang namanya sahabat?" Retha memandang sinis ke arah Sonya. Cewek ular itu benar-benar sangat licik.

"Gak usah ngomong yang nggak-nggak tentang Sonya!" Spontan Glen berteriak pada Retha.

Retha berdecih. "Lo lebih belain dia ketimbang gue yang notabene nya pacar lo sendiri?"

Glen menghela napas kasar, "Dia bukan cuma sahabat gue tapi dia segalanya buat gue, Retha Aurora."

Bagaikan bom, perkataan Glen sukses membuat Retha terdiam dengan tampang terkejutnya. Gadis itu tampak kaget, netranya menatap tak percaya pada Glen.

Retha tertawa kecil, "Baru dua hari, Glen. Baru dua hari gue minta lo jangan pernah tinggalin gue, tapi apa? Lo malah ingkar sama janji lo sendiri. Segampang itu buat lupa sama gue ya, Glen?"

Ingin sekali Glen memeluk tubuh Retha yang tampak hancur dan meminta maaf atas perkataannya tadi, namun ia harus menahannya mati-matian. Retha hanya tidak tahu, jika ia terpaksa melakukan ini untuk melindungi gadis itu dari cengkeraman ayahnya.

Walaupun menurut gadis itu Glen hanya melukainya.

"Yaudah terserah, Glen. Lo bakal tahu, kalo gue tanpa lo bakal baik-baik aja. Gue gak butuh cowok brengsek kayak lo Glen." Imbuh gadis itu lalu berlalu pergi.

Glen hanya bisa memandangi punggung Retha yang mulai menjauh. Sekali lagi, Glen hanya jadi cowok pengecut.

***

"Lo tunangan sama Sonya? Gila lo, otak lo dimana?!"

Semprotan dari Alden itu membuat Glen menolehkan kepala, "Gue terpaksa."

"Terpaksa apanya? Jelas-jelas lo lebih milih Sonya ketimbang pacar lo sendiri. Lo itu mikir nggak sih?" Alden bertanya kesal, sahabatnya itu memang benar-benar tidak waras menurutnya.

"Al, lo tenang dulu. Pasti Glen punya alasan ngelakuin ini semua." Imbuh Juan.

"Alasan apa? Alasan kalo Sonya gak punya siapa-siapa? Lo sadar gak sih sikap lo itu nyakitin perasaan Retha?" Alden memalingkan muka, enggan menatap Glen yang membuatnya kesal.

Jika Glen tidak bisa berpendirian, untuk apa hubungannya di pertahankan jika Glen hanya terus menyakiti Retha?

"Setidaknya kita dengerin penjelasan Glen dulu, Al." Kata Dino.

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang