38

30.5K 2.5K 111
                                    

Saat saat menyakitkan bagiku adalah, ketika melihatmu bahagia dengan orang lain.

***

Tak disangka, kabar mengejutkan itu membuat tubuh Retha seakan membeku tak percaya.

Sebuah undangan yang ia dapatkan di depan rumah benar-benar mengejutkan dirinya, rasanya tak percaya jika hari ini adalah hari pernikahan mantan kekasihnya.

Baru kemarin laki-laki itu bilang, jika dia akan memperbaiki kenangan buruk terhadapnya. Baru kemarin laki-laki itu berjanji tapi hari ini dia yang tak tahu malu kembali mengingkari janjinya.

"Gue minta jangan dateng. Kita nggak usah dateng, ya?"

Retha menoleh sekilas pada Arsen, "Kita tetep bakal dateng. Glen cuma sebatas mantan nggak lebih."

Arsen menatap Retha dengan seksama, meyakinkan jika Retha benar-benar baik-baik saja ketika mendengar kabar tak enak tersebut. Ia hanya takut Retha belum bisa mengendalikan perasaannya, mengingat bagaimana dia pernah menjalin hubungan dengan Glen yang hari ini akan menikahi gadis lain.

"Tha, gue nggak mau perasaan lo terluka. Jadi jangan dateng ya?" Pinta Arsen.

"Gue nggak terluka, Sen!"

"Tapi gue kecewa," lanjutnya dalam hati.

Arsen mengusap wajahnya kasar, jika seperti ini cowok itu tidak bisa menghentikan Retha untuk tetap datang ke acara pernikahan Glen.

"Ayo pergi," ajak Retha. Namun Arsen sama sekali tidak bergeming dari tempatnya membuat Retha dengan terpaksa menarik tangan cowok itu.

Mereka berdua berjalan ke luar dari rumah dan masuk ke mobil. Arsen mengemudi dengan terpaksa, sesekali melirik ke arah Retha memastikan jika gadis itu yakin atas keputusannya.

Arsen hanya tidak ingin Retha terluka, bagaimana pun ia tahu betul jika gadis itu masih belum sepenuhnya melupakan kenangan manis masa lalunya dengan Glen.

Hingga Arsen memarkirkan mobilnya di halaman rumah Glen mereka berdua sama sekali enggan membuka suara. Arsen terlalu takut jika nantinya ia akan salah bicara dan Retha yang terlalu sulit untuk mendeskripsikan perasaannya.

Namun, sebuah tangan hangat menggenggam tangan Retha seakan-akan mencoba menguatkan gadis itu.

Retha mendongkak menatap Arsen, ia tahu betul jika kali ini cowok tersebut mencoba menguatkan hatinya yang bisa saja hancur dan terluka di dalam sana.

Mereka berdua masuk pada rumah megah itu, di dalamnya banyak sekali tamu-tamu yang datang termasuk siswa-siswi SMA Andromeda dan para guru-gurunya.

"Yah, kasian banget ditinggal nikah. Punya mental berapa sampe kuat dateng ke sini? Nggak takut sakit hati?"

Celetukan itu membuat Retha menolehkan kepala, lagi-lagi Jessica kembali berulah seakan tak jera atas apa yang kemarin Arsen lakukan padanya.

"Seharusnya lo yang malu, lo nggak malu setelah apa yang udah lo lakuin ke gue? Urat malu lo udah putus?" Balas Retha.

Jessica hendak maju menampar Retha, namun sebuah cekalan tangan menghentikannya.

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang