_39_

30.1K 2.6K 27
                                    

Arsen dikejutkan dengan kehadiran dia yang sedang tak ingin Arsen temui. Keterkejutannya bertambah ketika melihat Retha malah terlihat akrab dengan wanita yang seharusnya ia panggil ibu.

"Inget pulang?" Pertanyaan dengan nada sinis itu Arsen lontarkan. Jujur Arsen sama sekali tidak ingin melihat wajah wanita itu.

"Kenapa kamu nggak bilang ke mama kalo kamu punya temen cewek?" Anggun, wanita itu malah balik bertanya.

"Anda belum jawab pertanyaan saya. Saya pikir anda tidak ingin pulang dan lebih memilih pekerjaan anda." Ujar Arsen, masih dengan nada yang sama. "Kenapa anda harus pulang ketika saya tidak ingin lagi melihat wajah anda?"

"Sayang, mama tahu mama salah. Perkataan kamu benar, makanya mama pulang dan mau perbaiki semuanya." Jawab wanita bernama Anggun tersebut.

"Perbaiki semuanya?" Arsen tertawa pelan. "Justru anda yang buat semuanya jadi kacau, anda yang membuat pria itu menjadikan saya sebagai mainannya!"

Arsen mengepalkan tangannya kuat-kuat, mencoba menahan gejolak amarah semampu yang ia bisa. Rasa sakit, kecewa dan amarah berkumpul menjadi satu dan Arsen tidak tahu jika ia dapat mengendalikannya atau tidak.

"Tapi Arsen, mama kerja dan banting tulang itu demi kamu! Supaya kamu hidup kamu itu terjamin dan bahagia!" Kata Anggun.

"Bahagia? Mama tahu nggak sih arti bahagia sebenarnya? Bahagia menurut mama itu karena punya uang banyak? Yang punya harta berlimpah, itu menurut mama?"

"Kebahagiaan nggak bisa di beli pake uang mah!" Lanjut cowok itu. "Arsen nggak peduli sekalipun hidup Arsen susah yang terpenting kalian ada di sisi Arsen!"

"Tapi apa mama pernah ada di sisi Arsen? Ketika dulu Arsen kecelakaan dan hampir mati apa mama pernah dateng jenguk Arsen?" Kalimat yang meluncur bebas dari bibir Arsen membuat Anggun seketika bungkam.

Wanita itu tiba-tiba teringat akan kejadian yang menimpa putranya tiga tahun yang lalu, dimana waktu itu ia tak ada di samping anaknya yang sedang bertaruh nyawa.

"Apa mama pernah sekalipun dateng ke sekolah Arsen ketika semua orang tua di panggil ke sekolah? Semua tanggung jawab itu di ambil sama bibi yang notabene nya cuma pembantu tapi udah kayak ibu Arsen sendiri!" Kata Arsen lagi.

"Sen---" ucapan Retha terputus begitu Arsen menyuruhnya untuk diam.

"Diem! Lo nggak perlu ikut campur!" Bentakan itu seketika menyadarkan Retha, gadis itu sempat terkejut beberapa kali karena baru kali ini Arsen membentaknya seperti itu.

Namun Retha sepenuhnya sadar jika kini Arsen sedang emosi dan tidak sadar akan perkataannya sendiri.

"Mama tahu? Mama adalah ibu terburuk yang pernah Arsen temui dan sayangnya Arsen nyesel karena lahir dari rahim mama!" Ujar cowok itu lalu beranjak pergi meninggalkan rumah.

Meninggalkan Anggun yang mematung di tempat mendengar kata-katanya juga Retha yang berkali-kali memanggilnya dan memintanya untuk tidak kembali pergi.

Namun sayangnya, Arsen sudah terlanjur kecewa. Dan cara satu-satunya untuk meredakan kekecewaannya adalah pergi keluar rumah untuk menenangkan diri.

"Tante, tenang ya. Retha bakal susulin Arsen." Ucap Retha kepada Anggun, ibu Arsen.

***

"Arsen kemana sih?" Sepanjang jalan kalimat itu yang terus Retha ucapkan, gadis itu menyusul Arsen dan berharap bisa membujuknya untuk pulang.

Sudah hampir petang tapi Arsen belum juga pulang, Retha khawatir akan terjadi apa-apa pada cowok itu. Mengingat bagaimana marahnya Arsen tadi, Retha takut jika Arsen akan berbuat nekat.

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang