Setelah penjelasan dari Zico kemarin kini kesalahpahaman yang terjadi sudah tak ada lagi.
Beberapa siswa-siswi yang sempat berkata-kata buruk pada Retha mulai meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Termasuk Renata dan anteknya.
Retha tidak marah, itu bermula karena kesalahpahaman yang terjadi antara ia dan kakaknya. Orang bisa berpikir apa saja karena mereka tidak tahu kebenarannya.
Itu sudah seperti hukum alam.
Namun, entah mengapa memaafkan Glen kali ini benar-benar terasa sulit.
Sekali-kali memang, Retha harus bertindak tegas terhadap dirinya sendiri.
"Retha." Panggilan itu membuat Retha menolehkan kepala.
Seketika mood bagusnya hilang hanya karena melihat Glen yang kini berjalan menghampirinya. Sekarang, Retha sedang tidak ingin bicara dengan cowok itu.
"Kenapa tadi malem telpon gue gak lo angkat?" Pertanyaan Glen terdengar simpel, namun ada nada menuntut dibaliknya.
Retha menoleh sekilas. "Gak penting," jawabnya singkat.
Wajah Glen mendadak pias ketika mendengar kalimat itu meluncur dari bibir kekasihnya. Ia tak menyangka sekaligus juga terkejut.
"Lo belum maafin gue? Kenapa? Apa kesalahan gue kali ini sefatal itu?" Glen ini membuat Retha muak saja. Sudah tentu jika kesalahannya memang benar-benar keterlaluan kan?
"Tanya aja sama diri lo sendiri," kata Retha ketus. Mood baiknya benar-benar rusak karena Glen.
"Tolong Reth, maafin gue kali ini." Nada frustasi terdengar jelas di telinga Retha. "Gue gak akan ngulang, janji."
"Termasuk tentang Sonya?" Retha menyela dengan memberikan Glen pertanyaan yang Glen rasa sulit untuk ia jawab.
"G-gue gak bisa janji soal itu," cicit Glen pelan.
Retha mendesah pelan, sudah ia duga jawaban memuakkan itu yang pasti akan Glen lontarkan. Apa tidak bisa sekali saja Glen tidak melulu mementingkan Sonya ketimbang dirinya?
"Nanti anterin gue ke makam orang tua gue bisa?"
"Bi-," Baru saja ingin mengiyakan Glen tiba-tiba teringat sesuatu. "Gue ada janji sama Sonya gue mau nganterin dia ke toko bunga."
"Toko bunga? Yaudah sekalian aja gue juga mau beli bunga buat makam orang tua gue." Sanggah Retha.
"Maaf Reth, gue harus nganterin Sonya pulang tepat waktu sesuai perintah ayah." Kata Glen tak enak hati. Glen tidak tahu Retha akan tersinggung atas ucapannya atau tidak.
"Ohh," respon Retha. "Gue juga bisa minta orang lain kok, kalo aja Kak Zico gak sibuk gue gak perlu repot-repot minta anterin lo."
Glen benar-benar merasa tidak enak pada Retha apalagi ketika mendengar nada suara Retha yang terdengar jutek.
"Reth---"
"Gak perlu dijelasin, Glen. Gue tahu diri kok, gue cuma sekedar pacar dibandingkan Sonya yang segalanya buat lo." Kata Retha lalu pergi meninggalkan Glen.
Kali ini ucapan Retha benar-benar menohok hati Glen.
***
Glen pulang bersama Sonya seperti biasa. Kedua remaja itu disambut hangat oleh kedua orang tua Glen yang kebetulan sedang duduk bersama di sofa.
"Gimana sekolah?" Pertanyaan itu terlontar dari Dirga yang masih sibuk membaca koran dengan kaca matanya.
"Baik." Glen dan Sonya menjawab bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Teen Fiction"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." [AKAN DIREVISI]