_09_

30.3K 3.1K 49
                                    

Selamat membaca semua❤

***

Retha berjalan lunglai sepanjang koridor sekolah. Kejadian kemarin terus saja membayangi pikirannya.

Retha benci tubuhnya sendiri, yang di sentuh oleh laki-laki bejat itu.

Air matanya menetes, rasa sakit karena mengetahui semua itu adalah rencana kakaknya membuat dadanya bertambah sesak.

Bukan salah Retha, jika semakin hari ia takut pada kakaknya. Sikap cowok itu yang membuatnya seperti ini.

Ketika Retha hendak sampai di kelasnya, tangan seseorang tiba-tiba menarik lengannya. Tubuh Retha terbentur tembok saat tangan seseorang tersebut mendorongnya.

Retha mendongkak, menatap Sonya dan beberapa anteknya kini tengah memandanginya sinis.

Retha menghembuskan napas lelah, gadis itu bangkit dari jatuhnya. Berniat pergi, namun Sonya tak membiarkannya pergi.

Masih tetap sama, lengannya dicekal. Retha hanya diam dengan pandangan lurus ke depan. Di situasi kali ini Retha sedang tidak ingin berdebat dengan siapapun.

"Lo buat kesalahan dengan permalukan gue di kantin waktu itu." Ucapan Sonya mengingatkan Retha pada kejadian itu, Retha hanya bisa terkekeh kecil.

"Gue nggak buat kesalahan." Retha menjawab, pandangan matanya masih lurus ke depan. "Lo yang salah karena berniat rebut Glen dari gue."

"Jalang!" Umpat Sonya, cekalannya pada Retha semakin kencang.

Retha meringis tertahan, ketika kuku panjang Sonya menusuk lengannya.

"Lo kayaknya emang butuh di kasih pelajaran ya!" Sonya menghentakan tangan Retha, membuat cekalan itu terlepas.

"Gue nggak ada waktu buat berdebat sama lo, Nya. Ini udah bel, gue nggak mau telat cuma gara-gara ngeladenin lo." Jawab Retha.

"Lo takut?"

Retha menghentikan langkah, menoleh pada Sonya dengan sinis. "Buat apa takut?"

"Trus kenapa lo mau pergi?" Sonya balas bertanya.

Retha terkekeh, "Lo tahu Nya? Pelajaran menurut gue itu lebih penting daripada harus ngeladenin lo."

Setelahnya Retha kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, namun teman-teman Sonya menghentikannya.

Lagi-lagi tubuh Retha didorong ke tembok, bisa Retha rasakan jika punggungnya terasa ngilu. Tubuhnya jatuh terduduk.

"Lo nggak bisa pergi tanpa seizin gue!" Sentak Sonya.

Retha menatap Sonya malas, "Gue nggak habis pikir sama lo, Nya. Mau lo apa sih?"

"Mau gue? Lo jauhin Glen!"

"Kenapa harus gue, bukannya harusnya lo yang jauhin dia? Secara 'kan lo bukan apa-apanya." Desis Retha. Gadis itu sama sekali tidak takut akan Sonya.

Sonya yang mendengar itu lantas menggeram marah, "Ngelunjak lo ya!"

Karena kesal, Sonya menampar pipi Retha. Sedangkan temannya yang lain menjambak rambut Retha. Baik Sonya maupun temannya tidak menyesali perbuatannya sama sekali.

"Cara lo gini ya, Nya?" Retha merapikan rambutnya ketika jambakan di rambutnya terlepas. "Bully dan kekerasan, nggak buat derajat lo tinggi. Justru semakin rendah."

"Bangsat lo!" Sonya semakin tidak bisa mengendalikan emosinya. "Pukul wajahnya, biar dia malu dan nggak berani songong sama kita!"

Teman-teman Sonya mengangguk cepat, mereka melihat ke sekeliling gudang. Mencari-cari benda yang bisa mereka gunakan.

About Retha [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang