Happy reading❤
***
"Lari keliling lapangan dua puluh kali, cepet!"
Retha menghela napas. Gara-gara menunggu jemputan dari Glen, pacarnya, Retha jadi telat. Dan dia harus menjalani hukuman dari gurunya.
"Pasti Glen ngurusin Sonya lagi. Kebiasaan banget." Keluh Retha sembari berlari kecil mengelilingi lapangan.
Hubungan Retha dan Glen sudah terjalin selama satu tahun tapi tidak ada sikap Glen yang berubah. Glen selalu mementingkan Sonya, sahabat kecil Glen di banding Retha yang notabene nya pacarnya. Tapi, walau begitu Retha tetap sayang pada Glen. Entah sampai kapan, Retha pasti akan menyerah jika dirinya benar-benar lelah.
Retha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Cewek dengan rambut hitam itu duduk di pinggir lapangan. Mencoba menetralkan degup jantungnya yang berpacu cepat karena lari tadi.
"Nih, minum." Retha menatap botol mineral yang di sodorkan padanya.
"Makasih." Retha menerima botol tersebut dari Glen yang entah sejak kapan datang.
Retha meneguk botol berisi air mineral hingga sisa setengah. Tampaknya, gadis itu benar-benar sangat haus.
"Kenapa bisa telat, hm?" Tanya Glen sembari duduk di samping pacarnya.
"Nungguin kamu." Jawab Retha singkat.
Glen yang menyadari itu menggaruk tenguknya yang tak gatal. Mendadak cowok itu merasa bersalah.
"Maaf Reth, tadi Sonya---"
"Iya gapapa, selalu kayak gitu 'kan? Sonya lebih penting daripada aku." Retha memotong ucapan Glen, cepat.
"Bukan gitu Reth, kamu tahu 'kan di itu yatim piatu? Dia nggak punya siapa-siapa, selain aku." Jawab Glen dengan suara selembut mungkin. Takut jika akan menyinggung perasaan Retha.
Retha tertawa hambar, "Kamu lupa? Aku juga yatim piatu, apa aku pernah se manja itu ke kamu kayak Sonya?"
"Emang dasarnya kamunya aja yang lebih sayang sama Sonya ketimbang aku." Lanjut Retha. Gadis itu memalingkan muka, kesal.
Glen menghela napas pelan, ia mengusap-usap pucuk kepala Retha dengan lembut. "Jangan egois Reth, Sonya itu---"
"Udah, Glen. Aku muak denger nama Sonya terus. Aku capek, mau ke kelas." Sela Retha lalu bangkit dari duduknya.
"Aku anterin ya?" Glen coba membujuk agar Retha berhenti marah padanya.
"Nggak usah, aku bisa sendiri." Retha menolak.
"Sayang, maaf." Akhirnya kata maaf yang Retha tunggu-tunggu terlontar juga dari bibir Glen.
Retha berbalik, menatap Glen lekat. Jika sudah seperti ini, Retha pasti akan memaafkan Glen seperti sebelum-sebelumnya. Kadang Retha sering bertanya pada dirinya sendiri, dia ini mudah memaafkan atau mau saja dibodoh-bodohi pacarnya sendiri?
"Daritadi yang aku tunggu cuma kata maaf yang keluar dari mulut kamu." Retha menghela napas. "Apa sesulit itu kamu bilang maaf ke aku, Glen?"
"Maaf." Glen menunduk. "Maaf, maaf, maaf. Maaf sayang, maaf karena gara-gara nunggu aku kamu jadi telat."
"Iya gapapa, aku maafin kamu kok." Ucap Retha dengan senyum tipisnya.
"Serius?" Glen yang tadinya menunduk, kini mendongkakan kepalanya menatap Retha.
Retha mengangguk, "Tapi kamu harus janji sama aku, kamu nggak akan ngulangin ini lagi."
"Aku janji!" Glen berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Retha [ SELESAI ]
Teen Fiction"Glen, ngedate nya jadi 'kan?" "Maaf Reth, aku ada janji sama Sonya. Lain kali ya." ____________________________________________ Tentang Retha yang selalu dinomorduakan oleh Glen, pacarnya. Tentang Retha yang tahu bagaimana sakitnya sendirian. Ten...