36. Khawatir

5.1K 246 13
                                    

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. Khawatir
Arsen merotasikan matanya malas ketika seorang gadis terus saja memeluk lengan kekarnya dengan sangat erat, dengan kepala nya yang ia senderkan pada bahu tegap Arsen.

Nih cewek monyet atau manusia sih?! nyantol mulu, heran, batin Arsen, kesal.

Senyum Tya tidak pernah luntur sedari tadi, sampai ada seseorang yang berlari dan tidak sengaja menabrak bahu nya lumayan kencang.

"Awhh.." ringis cewek itu.

"Hey, lo gapapa?" tanya Arsen, Tya menoleh dengan wajah sedih.

"Gapapa, tapi—sedikit sakit, dia nabrak aku kenceng banget," kata Tya, memegangi bahunya.

Arsen menghela napas. Tangannya terangkat untuk merangkul bahu Tya dan mengusap beberapa kali, membuat Tya terpaku.

Gila! Pipi gue panas banget! batin Tya, menjerit.

"Masih sakit?" Tya menggeleng pelan.

Keduanya kembali berjalan di sepanjang koridor, menuju kantin. Arsen mengernyit ketika melihat keramaian di depan pintu kantin.

"Itu ada apa sih? Rame banget," celetuk Tya membuat Arsen menoleh.

Arsen mengedikan bahunya, "Gak tau," jawab Arsen, seadanya.

Saat mata tajam milik Arsen menangkap seseorang yang dia yakini adalah anggota graventas kelas sepuluh, dia memanggilnya.

"Bas!"

Seseorang yang merasa di panggil 'Bas' itu pun menoleh dan menemukan ketuanya dengan seorang perempuan.

Cowok itu menghampiri Arsen, "Kenapa, Bang?" katanya.

"Ada apa?" Arsen menunjuk kantin.

Bastian mengangguk, "Oh itu? Biasa, Bang, si Sarah sama antek anteknya ngegangguin anak baru yang waktu itu lagi," jawab Bastian.

"Anak baru?" beo Arsen.

"Itu loh, cewek lo, Bang," Bastian terkikik.

"Cewek nya Arsen? Siapa sih? Kamu kok gak bilang sama aku kalo udah punya cewek?" tanya Tya, menatap Arsen dengan kesal.

Tanpa menghiraukan ucapan Tya, Arsen menatap kantin lalu kembali menatap Bastian dengan tatapan yang lebih serius.

ARSENIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang