75.War

3K 160 182
                                    

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

75. War
Didalam sana, Aca sudah mulai kewalahan akibat serangan yang tidak pernah ada habisnya. Terus menerus seolah ingin membunuhnya dengan cara mengeroyok seperti ini.

Pengecut sekali bukan? Mengeroyok seorang gadis yang sudah tau kekuatannya tidak sebanding dengan mereka yang berpuluh puluhan orang banyaknya.

Beberapa kali Aca mendapat pukulan di wajah, perut, punggung dan lain lain. Bahkan kini kondisinya sudah parah. Lebam dimana mana, darah mengalir di sudut bibir dan pelipis.

Aca benar benar di keroyok oleh puluhan lelaki berbadan besar sedari tadi tanpa berhenti. Jujur, Aca sudah kewalahan, namun dia tidak boleh menyerah, tidak ada kata kata membawa kekalahan bagi Fradella dan JERVANOS. Mereka akan tetap berusaha semaksimal mungkin supaya pulang membawa kemenangan.

"STOP!" teriak Zidan membuat mereka semua berhenti dan menjauh dari Aca yang sudah- ah jangan di tanya lagi kondisinya sekarang.

Dengan senyum puas di wajahnya, Zidan mendekati Aca lalu berjongkok di depan Aca yang terduduk lemas di lantai pabrik kosong yang berdebu itu.

"Mending lo ngaku kalah aja deh" Zidan terkekeh.

"Lo tuh cewe, gue suruh mereka lakuin itu ke lo juga lo mampus!"

Aca berdecih, "jangan bodoh Zidan, walaupun gue kesini datang sendiri tanpa memberi tau orang lain, gue yakin mereka akan datang dengan sendirinya dan lo ga bisa lakuin lebih dari ini"

Zidan membuang ludahnya kesamping, "percaya sama gue, mereka ga akan dateng, sampe lo sekarat pun mereka ga bakal dateng"

"Ck, gamau percaya sama lo ah! Musrik!'
Decak Aca sambil meringis.

"Terserah lo! Puas puasin aja sono bacotan lo! Karena sebentar lagi lo bakal habis di tangan gue" kata Zidan tak mau kalah.

"Yayaya, pede aja dulu, palingan juga bentar lagi mereka dateng"

"Kalaupun mereka dateng, lo bisa kok gue bunuh depan mereka semua" kata Zidan dengan santainya.

"PSIKOPAT LO!" teriak Aca murka di depan wajah Zidan.

Zidan tiba tiba mencengkram kuat dagu Aca yang kebetulan terdapat luka membuat Aca meringis kesakitan.

"Masih bagus lo ga gue rusak! Harusnya lo bersyukur!" Geram Zidan pada Aca.

ARSENIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang