70. Di Hukum

3.1K 177 26
                                    

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

70. Di Hukum
Siang ini matahari cukup terik. Kasihan Arsen yang dijemur dibawah teriknya sinar matahari karena hari ini dia terlambat 3 menit sesudah bell masuk berbunyi.

Arsen memang brandal, tapi kalau dia salah dia akan menerima akibatnya yang akan ditanggung. Bertanggung jawab itu harus kalau memang seharusnya. Apalagi Arsen yang seorang laki laki, berani berbuat, berani bertanggung jawab.

Untung saja hari ini Aca tidak berangkat bersama dengannya, kalau iya, sudah di pastikan Aca juga akan terlambat dan bernasib sama dengan Arsen. Dijemur dibawah teriknya sinar matahari.

Sudah terhitung 2 jam Arsen berdiri disana sendirian. Dia yakin, pasti habis ini kulit wajah dan tubuhnya pasti akan menggelap. Keringat keringat sudah mengalir di pelipisnya, 3 kancing seragam teratas terbuka menampilkan dalaman kaos hitam miliknya, dan rambut yang sedikit basah karena keringat yang bercucuran. Menambah kesan hot tersendiri baginya. Dan, walaupun Arsen keringatan seperti ini, tapi dia sama sekali tak ada bau yang tak sedap dalam tubuhnya.

Bahkan sedari tadi banyak siswi siswi yang tidak sengaja melihat Arsen ditengah lapangan dan tentu saja tidak boleh di siasiakan begini. Buktinya kini banyak siswi siswi yang berkumpul dipinggiran lapangan sambil menatap Arsen atau mem-paparazi-kan Arsen secara diam diam.

Lumayan ramai, karena sudah memasuki jam istirahat juga. Lama juga dia berjemur disini.

"Ck" Arsen berdecak. Dia kesal mengapa banyak siswi yang menatapa dengan senyam senyum sendiri, bahkan banyak juga yang meneriaki namanya dengan histeris.

Namanya juga orang ganteng, susah lah dijadiin bahan tontonan mulu.

Disisi lain, Aca CS baru saja keluar kelas, ingin menuju kantin dan mengisi perut mereka setelah pelajaran biologi yang sangat membosankan.

Tapi saat di tengah jalan, mereka baru menyadari bahwa lapangan sangat ramai, bahkan Aca CS tidak bisa melihat ada apa di tengah tengah lapangan.

Ada yang lagi nembak kali batin Aca cuek.

"Ada apaan tuh? Rame banget" celetuk Mega

"Bagi bagi sembako kali" ucap Embun ngawur.

"Mana ada di sekolah bagi bagi sembako, begonya mendarah daging ya" Mega tersenyum terpaksa.

"Ada yang lagi jedor orang kali" sahut Aca dengan pandangan masih pada ponselnya.

"Eh, Gita!" Ica memanggil salah satu siswi yang Ica kenal yang kebetulan lewat di sana.

ARSENIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang