51. Sadar?

4.6K 218 15
                                    

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

51. Sadar?
Terhitung sudah 1 minggu Aca koma dan dirawat di rumah sakit Medika ruang VVIP. Tentu kamarnya luas, ada kamar mandi, tv, sofa, karpet, 11-12 lah sama VIP, namun bedanya VVIP ini ada kamar pribadi untuk orang yang menginap di sana.

Selama itu juga Arsen selalu setia menungu Aca sampai bangun. Kenapa Tuhan memberikan ujian yang berat sekali untuknya? Belum ada satu hari jadian tapi Aca udah koma, dan terhitung sekarang tepat 1 minggu mereka berpacaran.

Walaupun ada kamar, tapi Arsen bersih keras untuk terus di sebelah Aca yang terdapat sofa mini. Setiap hari ia menunggu juga tidur di sofa mini itu sampai Aca bangun yang entah kapan.

Sekarang di ruangan bersih serba putih itu hanya ada suara alat alat yang menempel pada Aca, tidak ada suara lagi selain itu. Arsen juga akhir akhir ini jadi jarang makan dan juga jarang tidur, alhasil badan dan wajahnya menjadi lebih kurus dan terdapat kantung mata hitam di bawah kelopak matanya. Namun walaupun begitu, itu semua tak sama sekali mengurangi kadar ketampanan Arsen.

Saat ini tangan Arsen sedang menggenggam erat tangan Aca sambil menatap wajah damai nan pucat Aca. Sampai saat ini Arsen tak menyelidiki tentang penusukan piso pada punggung Aca. Bukan apa apa, dia penasaran sebenarnya, sangat malah. Namun apa boleh buat? Dia tak mau buat Aca kecewa dengan mencampuri urusan Aca.

Arsen menatap wajah Aca sendu "ca...bangun yuk, ga capek tidur terus?" Tanya Arsen, tak ada jawaban

"Kalo kamu bangun aku janji, bakal turutin semua kemauan kamu, tapi kamunya bangun dulu ya? Kamu nyiksa aku ca" lirih Arsen

"Kamu ga mau bangun? Ga mau marahin aku karena aku ga mau makan? Kamu ga mau marahin aku yang ga mau tidur? Marahin ca" lanjut Arsen melirih

Sungguh ia merasakan dadanya yang sangat sesak saat ini. Ia tak bisa melihat orang yang ia sayangi terbaring lemah tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Kejadian ini mengingatkannya pada neneknya dulu, ia tak mau itu terulang lagi dan ga akan ia biarkan terjadi lagi!

"Kita baru aja jadian, baru aja aku seneng, tapi langsung sedih, jujur ca, aku takut kamu pergi dari aku, tapi aku percaya sama kamu, kamu kuat, kamu ga bakal ikut abang kamu kan? Iyakan?"

"Masa kamu mau ikut abang kamu? Kita belum jalan jalan, seneng seneng, kamu cepet bangun ya? Aku tunggu kamu" Arsen mendekatkan wajahnya dan mengecup lama kening Aca dengan lembut.

"Cepet bangun Pacarnya Arsen" Arsen tersenyum tipis

•••••

ARSENIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang