30

271 44 5
                                    

Tadi sapa yang mau double up? Nih tak kasih nih







.
.

.
.

Jaehyun termenung di atas kasurnya. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang. Posisinya juga sudah sampai di rumah. Walau begitu, Jaehyun tidak merasa senang sama sekali. Ia sedikit kesal karena Taehyung tidak bisa datang menjemputnya siang ini. Jaehyun juga mengirimi pesan kepada Taehyung, namun tidak ada balasan sama sekali. Entah apa yang telah terjadi, Jaehyun tidak mau memikirkan hal buruk. Meskipun ia sudah berpikir demikian selama diperjalanan pulang tadi. Semua pikiran buruk Jaehyun terus mempengaruhinya. Ia bahkan tidak bisa dengan fokus mengerjakan tugas sekolah yang ia tinggalkan sebelumnya. Jaehyun juga salah dalam menginput tugasnya.

Jaehyun tetap mencoba menghubungi Taehyung bagaimanapun caranya. Ia bahkan tidak mengerti kenapa ponsel Taehyung mati. Sudah hampir tengah malam, tetapi tidak ada satupun orang yang berkaitan dengan Taehyung yang bisa ia hubungi. Saking kesalnya, Jaehyun hampir membanting ponsel pintarnya itu.

“Kenapa aku jadi tidak bisa meraihnya begini? Apa ada yang salah denganku?” tanya Jaehyun kepada dirinya sendiri. Lalu  mengusak kasar rambutnya dengan penuh rasa frustasi.

“Hei, ada apa, Jae? Kenapa belum juga tidur?” tanya Irene yang baru saja masuk ke dalam kamar Jaehyun.

“No, nothing mom. I just...” jawab Jaehyun sembari membenarkan posisi duduknya.

“Apa yang kau pikirkan? Kau tahu kalau kau bahkan tidak pandai berbohong, Jae” balas Ibu Jaehyun.

“Sungguh, aku hanya memikirkan ke mana perginya Taehyung hyung” kata Jaehyun.

“Jangan terlalu dipikirkan. Bisa jadi ia hanya sedang sibuk. Kau sendirikan bisa paham kalau seorang idol bisa memiliki kesibukan yang tidak terduga” ujar Irene menenangkan Jaehyun.

“Tapi Taehyung hyung tidak pernah begini eomma. Apa mungkin sesuatu terjadi padanya? Sungguh aku tidak bisa memikirkan hal-hal baik... ya Tuhan...” lagi-lagi Jaehyun mengusap kasar wajah tampannya.

“Sudahlah lebih baik kau istirahat saja. Besok lagi dicoba” Jaehyun akhirnya mengangguk pasrah mendengar perkataan ibunya.

Setelahnya, Jaehyun benar-benar memutuskan untuk tidur. Semoga saja besok ia sudah bisa mendapatkan kabar tenang Taehyung. Entah dari siapa itu. Walau berat, akhirnya Jaehyun terlelap.

Keesokan paginya, Jaehyun terbangun dan mendapati sang adik sudah berada di atas kasur tepat di sampingnya. Bocah mungil itu masih berada di dalam dunia mimpi. Jaehyun tersenyum kala menatap wajah sang adik yang begitu menggemaskan menurutnya. Ia mengambil langkah menjauh dari kasur dengan sangat perlahan, tak berniat untuk membangunkan Jungkook yang terlelap dengan sangat pulas. Jaehyun berusaha masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Setelahnya, ia bersiap mandi. Ketika Jaehyun sedang membasuh rambutnya dengan shampoo, ia bisa dengan jelas mendengar kalau Jungkook menangis dengan sangat kencang. Ia sesegera mungkin menyelesaikan mandinya dan berpakaian seadanya. Lalu, Jaehyun menghampiri Jungkook yang masih saja menangis di atas kasur, kemudian ia menggendong adikknya dan berusaha menenangkannya dengan menepuk-nepuk punggung Jungkook. Hal ini terbukti berhasil. Jungkook kembali terlelap dengan sangat pulasnya.

Jaehyun membaringkan sang adik kembali di kasur setelah memastikan bahwa Jungkook sudah benar-benar tertidur kembali. Jaehyun kembali menyelesaikan berpakaian dengan cukup rapi hari ini. Kemudian ia kembali mendatangi sang adik kemudia mengecup pipi gembil kemerahan yang terlihat seperti bakpao. Lagi-lagi Jungkook terbangun, namun kali ini ia langsung tersenyum menatap wajah kakaknya yang begitu menyayanginya. Kemudian, Jungkook mendekati kakaknya dan memeluk kakaknya. Jaehyun hanya tertawa pelan dan membalas pelukan adiknya itu. 

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang