Jimin akhirnya bertemu dengan Taehyung di flat tempat tinggal Taehyung. Ia dikabari oleh Taehyung yang sudah memiliki ponsel baru itu. Jimin merasa ada yang janggal sebenarnya. Bagaimana bisa Taehyung berada jauh di Daejeon semantara menuru pengakuan Chanyeol mereka terpisah di festival dekat rumah sakit. Letak rumah sakit itu sendiri berada di pusat kota. Ini benar-benar membingungkan.
"Hyung, waegeurae? Neo gwaencana?" tanya Taehyung untuk membuka pembicaraan.
"Nan gwaencana. Tae, sebenarnya kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah kalian terpisah di festival dekat rumah sakit?" tanya Jimin kembali karena ia begitu penasaran saat ini.
"Aku memang terpisah dengan appa di festival, tetapi ada orang yang bilang bahwa ia bisa membantuku pulang. Jadi aku ikut dengannya dan berakhir di sini" jelas Taehyung sambil menyajikan minuman untuk Jimin.
"Lalu kenapa kau tidak kembali lagi ke Seoul? Semuanya mengkhawatirkan keadaanmu"
"Aku ingin di sini saja hyung. Lagipula tahun depan aku harus mulai kuliahkan?" jawab Taehyung sambil menunjukan senyuman terbaiknya itu.
"Kau sudah menetapkan akan masuk kampus mana?" Taehyung menganggukkan kepalanya dan kembali menjawab.
"Aku berniat kuliah di KAIST saja. Toh tidak terlalu jauh dari sini dan ada fasilitas asramanya. Bisa mengurangi pengeluaranku hyung"
"Kau ini" ucap Jimin sambil mengusak rambut Taehyung.
"AH, hyung. Bisakah kau tidak mengatakan pada siapa pun bahwa aku ada di sini?"
"Aku tidak janji akan hal itu. Tapi aku akan menjamin bila keluargamu tak akan tahu bahwa kau ada di Daejeon saat ini"
"Gomawo hyungie" tutur Taehyung yang kemudian memuluk erat tubuh Jimin.
Malam itu, Jimin memutuskan untuk menginap di sana selama beberapa hari. Ia berdalih bahwa ia hanya ingin liburan dan bersam dengan Taehyung lebih lama sebelum ia memulai kuliahnya. Taehyung yang mendengar perkataan Jimin hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Ia juga berpikir akan sangat bahaya bila Jimin harus menyetir sejauh ini di malam hari.
Keesokkan hari, Taehyung bangun seperti biasa. Ia langsung membereskan flatnya dan mandi. Seusainya, ia beranjak membuat sarapan sederhana untuknya dan Jimin. Taehyung membangun Jimin saat sarapannya sudah jadi. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya tiap kali Jimin mengatakan 5 menit lagi dan berakhir ia harus mengucapkan kalimat ancaman seperti Kalau hyung tidak bangun, kau harus membuat sarapan sendiri. Mendengar kata sarapan Jimin sontak terbangun dan langsung bergegas ke kamar mandi. Lalu mereka memakan sarapan dengan khitmat tanpa adanya perbincangan di anatara keduanya.
Hari ini Taehyung sebenarnya berencana untuk tetap di dalam flatnya saja. Tetapi Jimin mengajaknya untuk pergi keluar. Dengan segala kemalasan yang merajai, Taehyung menganggukkan kepalanya dengan pasrah. Ia berpikir percuma saja ia berdebat dengan Jimin. Pada akhirnya ia juga yang harus mengalah karena Jimin pasti tidak akan berhenti mengganggunya. Selama di perjalanan menuju pusat perbelanjaan, Taehyung hanya terdiam menatap ke arah luar jendela mobil. Jimin mengajaknya bicara saja tidak di gubris sedikit pun.
Sesampainya di pusat perbelanjaan, Jimin mengajak Taehyung untuk melihat-lihat beberapa macam pakaian. Seakan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Taehyung menahan Jimin dan malam mengajak Jimin untuk membeli es krim dan ke toko buku. Jimin menyetujuinya dan membantu Taehyung dengan mendorong kursi roda Taehyung.
"Kau ingin beli buku, Tae?" tanya Jimin kala mereka tiab di toko buku.
"EUNG! Aku ingin mencari buku soal-soal untuk memasuk universitas" jawab Taehyung sambil menongakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...