Matahari mulai menampakkan sinarnya. Taehyung terbangun lebih dahulu sebelum pelayan datang. Taehyung membangunkan Jungkook untuk berangkat sekolah dan membantunya menyiapkan keperluannya. Kemudian, Taehyung pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Lalu, Taehyung bertemu dengan pelayan di rumah itu. Ia menjelaskan siapa dirinya dan pelayan itu tidak percaya. Untung saja Jaehyun keluar dari kamarnya dan membantu Taehyung menjawabnya. Taehyung hanya bisa tersenyum tipis melihat reaksi Jaehyun yang berusaha menerangkan siapa Taehyung sebenarnya.“Sudah-sudah. Intinya saya bukan orang jahat. Saya dan Chanyeol-ssi mengenal satu sama lain. Tenang saja” ujar Taehyung pada pelayan tersebut.
“Baiklah kalau begitu, saya hanya khawatir kalau Tuan Muda tidak mengenal Anda” Taheyung tersenyum maklum.
“Jae, cepat mandi dan hyung akan mengajakmu ke suatu tempat. Jangan lupa panggil Jungkook untuk sarapan. Biar hyung buatkan sarapan untuk kalian” Jaehyun menganggukkan kepalanya dan pergi ke kamarnya kembali.
“Aku mau sandwich tuna” terdengar jelas suara Jungkook dari kamar. Taehyung hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Biar saya bantu, bi” ujar Taehyung membantu pelayan untuk membuatkan sarapan.
Selesai Jaehyun dan Jungkook bersiap, Taehyung juga sudah rapi masakannya. Menu sarapan yang Jungkook mau pun ada di atas meja makan. Lalu, Jaehyun dan Taehyung mengantarkan Jungkook ke sekolahnya. Taehyung juga memberikan uang jajan untuk Jungkook dan diterima dengan senang oleh bocah itu. Jaehyun merengut kala melihat hal itu. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya saat Taehyung kalau dirinya juga tidak setiap saat memberikan uang jajan pada Jungkook. Keduanya kembali melanjutkan perjalanan menuju suatu tempat yang Jaehyun sangat penasaran ke mana mereka akan pergi.
Taehyung memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran yang begitu luas. Ia turun lebih dahulu dan menunggu Jaehyun ikut turun bersama dengannya. Langkah mereka bergerak seirama memasuki sebuah gedung tak jauh dari area parkir. Gedung tersbeut merupakan sebuah panggung besar yang di tengahnya terdapat sebuah piano klasik. Jaehyun terpaku sejenak mengamati keindahan ruangan tersebut. Kemudian, ia mendekat ke arah Taehyung yang duduk di depan piano dan mulai memainkan jari-jarinya di atas tuts piano itu. Taehyung memainkan salah satu lagi ciptaannya yang berjudul “Stigma” dan menjadi salah satu lagu yang memang Jaehyun dengarkan. Taehyung memberhentikan permainannya dan menghadap ke arah Jaehyun.
“Tidak perlu jauh-jauh ke Sydney. Masih banyak teater yang lebih terjangkau secara akses dan biaya di sini. Lagipula ini kan untuk ujian akhir, tidak perlu yang membutuhkan modal besar” kata Taehyung.
“Benar, aku juga berpikir begitu, hyung” sambung Jaehyun.
“Bagaimana dengan tempat ini? Kau bisa memilih tempat ini. Di sini tidak begitu jauh dari kampusmu dan kurasa tidak begitu kecil juga tidak terlalu besar untuk konser ujian akhir” terang Taehyung.
“Entahlah, aku harus mendiskusikannya dengan teman satu timku. Gomawo, sudah membawaku kemari” Jaehyun tersenyum sembari mengatakan hal itu. Taehyung juga ikut tersenyum mendengarnya.
“Ei, no worries” Jaehyun dan Taehyung saling terkekeh satu sama lain. Seketika suasana hening sejenak.
“Hyung, sepertinya sudah tidak ada lagi yang ditutup-tutupi” seketika Taehyung mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya ke arah Jaehyun.
“Apa maksudmu, Jae?” Taehyung kebingungan dengan perkataan adiknya ini.
“Aku sudah tahu semuanya. Siapa kau, hubunganmu dengan keluarga Park” Taehyung tertegun sejenak. Lalu ia menghela napas panjang.
“Ya, benar. Tidak ada lagi alasan aku harus menutupi semuanya bukan?” Taehyung tersenyum pada Jaehyun yang menatapnya sendu.
“Yak! Jangan menatapku begitu. Katakan apa yang ada di dalam kepalamu”

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...