3

2.3K 272 9
                                    

Mentari sudah menampakkan sinarnya, Chanyeol baru saja membuka matanya. Ia merenggangkan badannya dan melenggangkan kakinya menuju kamar mandi dan bersiap menuju rumah sakit menemui adiknya. Ia masuk ke dalam kamar sang adik dan mengambil baju untuk adiknya. Setelahnya, ia turun ke ruang makan dan makan sarapannya. Entah mengapa ia merasa begitu hampa. Biasanya di pagi hari seperti ini, akan ada saja suara dan pergerakan yang tidak menyenangkan baginya. Hari ini berbeda sekali.

Chanyeol memakan sarapannya seorang diri dan bergegas menuju rumah sakit untuk menjemput sang adik dan memberikan baju ganti serta sarapan untuknya. Ia tak peduli dengan anak sialan itu sedikit pun. Sesampainya ia di sana, ia meminta untuk bertemu di depan ruangan saja. Ia tidak ingin melihat anaknya itu walau hanya sebentar. Miris sekali hidup Taehyung. Belasan tahun tidak diakui oleh ayah sendiri.

"Kenapa tidak di dalam saja, Oppa?" Tanya Joy sambil duduk di samping tempat Chanyeol duduk.

"Kau sudah tahu jawabannya, Joy" jawab Chanyeol. Ia memberikan bingkisan berisi baju ganti dan sarapan untuk adik kesayangannya itu.

"Thank you. Aku akan makan setelah aku ganti baju" ujar Joyy sambil hendak beranjak dari duduknya.

"Kalau begitu, aku tunggu di parkiran saja" Joy menatap kakaknya yang melangkahkan kakinya menuju lift dengan tatapan yang sulit diartikan. Joy hanya bisa menghela napas lelah dengan perlahan dan memasuki ruang perawatan Taehyunh kembali.

Taehyung tersenyum ketika melihat adik dari sang ayah masuk ke dalam ruangan itu. Taehyung sedang memakan sarapan yang rumah sakit berikan kepadanya. Ia memakannya dengan sangat pelan dengan segala pemikiran yang terus terbayang dibayangannya itu. Ia tdak tahu lagi harus bagaimana saat ini. Taehyung merasa sangat bersalah karena membuat bibi kesayangannya kesulitan seperti ini. 'Andai saja aku tidak lemah, pasti aku tak akan membuat siapa pun repot' batin Taehyung sambil menyuapkan buburnya ke dalam mulut. Saat Joy selesai mengganti bajunya dan sedang memakan sarapannya, Suho datang dan kembali memeriksa keadaan Taehyung pagi ini.

"Kondisimu semakin membaik, Tae. Kau harus banyak istirahat agar cepat pulih" ucap Suho sambil mengusap sayang rambut Taehyung.

"Ah, geundae... Bolehkah aku istirahat di rumah saja dokter? Aku tidak nyaman berada di sini terus" tanya Taehyung dengan sangat halus

"Hei, kamu itu harus tetap di rawat, Tae. Imo tidak ingin kondisimu menurun lagi"

"But, please. Sekali ini saja. Aku janji, bila nanti kondisiku menurun lagi aku tak akan meminta pulang ke rumah ketika sudah di rumah sakit" mohon Taehyung dengan wajah yang sangat memelas itu.

"Baiklah, kali ini aku akan mengizinkanmu pulang. Tetapi bila sekali lagi kondisimu menurun drastis, aku akan mengurungmu di sini" ancam Suho sambil menatap tajam ke arah Taehyung. Taehyung tersenyum sangat lebar mendengar apa yang dikatakan oleh dokternya itu.

Joy membatalkan janjinya bersama dengan Chanyeol untuk ke rumah sang ibu langsung dari rumah sakit. Chanyeol akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansionnya lebih dahulu. Sesampainya di sana, ia hanya memainkan ponselnya dan menunggu kedatangan Joy.

Baru beberapa saat tiba di mansion mewah itu, Taehyung dan Joy disambut oleh tatapan tak mengenakan dari Chanyeol. Atau mungkin lebih tepatnya tatapan itu hanya untuk Taehyung seorang. Seperti yang kita ketahui bersama, Chanyeol hanya ingin Taehyung pergi dari kehidupannya yang menurutnya akan sangat lengkap tanpa kehadiran sang anak disisinya itu.

"Untuk apa kau kembali lagi? Bukankah sudah kukatakan padamu untuk tidak kembali lagi ke rumah ini?" sinis Chanyeol kepada Taehyung yang sudah menundukan kepalanya itu.

"Oppa, tidak bisakah kau untuk tidak begini?" Jengah sudah Joy dengan tingkah laku sang kakak terhadap keponakannya. Taehyung yang berada di samping Joy hanya menggeleng pelan menandakan 'Sudahlah, aku tidak ingin imo bertengkar dengan tuan'

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang