Pikiran Chanyeol dipenuhi dengan wajah salah satu pengisi acara kemarin. Siapa lagi kalau bukan V. Ia sangat memikirkannya karena wajah V sangat mirip dengan wajah Taehyung. berkali-kali ia berusaha memikirkannya, tetapi semuanya tidak mungkin. Marga V bukanlah Park, ia merupakan seorang Lee. Anak dari rekan kerjanya, Lee Taeyong. Lagipula, terakhir kali Chanyeol bertemu dengan Taehyung, anak itu mengalami kelumpuhan. Dokter bahkan memvonis bahwa Taehyung tidak akan pernah bisa lagi berjalan. Selain itu, Taehyung juga tidak bisa mendengar. Namun, V bisa mendengar dengan baik bahkan ia menjadi seorang idol sukses.
Chanyeol meraih ponselnya untuk menghubungi salah satu orang kepercayaannya. Ia menanyakan mengenai kelanjutan pengusutan kejadian 3 tahun yang lalu. Chanyeol sudah mengeluarkan banyak uang, namun sampai detik ini masih saja belum bisa menemukan siapa dalang dibalik semua ini. Chanyeol merasa semua ini benar-benar mengganggunya. Pikiran mengenai Taehyung, tentang kecelakaan 3 tahun yang lalu, dan juga tentang kenapa ia tidak bisa mencari tau tentang masa lalu seorang V.
"Chanie, ini sudah waktu makan siang" ujar Irene yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja Chanyeol.
"Neo wasseo? Eonje?" tanya Chanyeol sembari menghampiri sang istri.
"Baru saja sampai. Aku membawakan makan siang. Ayo kita makan dulu" balas Irene sambil menyajikan peralatan makan di hadapan Chanyeol.
"Kau tidak membawa Kookie?" Chanyeol bertanya kala ia menyadari si bungsu tidak ikut serta dengan sang istri.
"Kookie sedang di rumah eommonim. Dia bilang ia merindukan Kookie. Makanya aku mengantarnya ke sana terlebih dahulu. Setelahnya aku berangkat kemari" jelas Irene yang menyuapi Chanyeol.
"Eum! Ini sangat enak. Kau sangat paham seleraku, Yeobo" goda Chanyeol. Irene hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum manis pada sang suami.
"Sudah makan saja dulu. Jangan banyak bicara" ketus Irene setelahnya.
Sepertinya akan Chanyeol sedikit melupakan beban pikirannya untuk sejenak. Kehadiran Irene membuat Chanyeol lupa dengan masalahnya. Walau sebenarnya ia masih memikirkan segalanya dengan sangat rinci.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.Jaehyun melangkahkan kakinya menuju ruang kelas dengan sangat lesu. Ia merasa masih sangat mengantuk. Bahkan walau ia sudah izin ke uks untuk menumpang tidur, rasa kantuknya masih saja tidak hilang. Moodnya jadi hancur bila ia mengantuk begini. Pemuda dengan dimple manis dipipinya ini merengutkan wajahnya. Membuat wajah tampannya menjadi sedikit tidak enak dipandang. Mark yang merasa Jaehyun sedikit berbeda hari ini langsung menghampiri anak itu. Ia menepuk bahu Jaehyun dengan cukup kencang hingga Jaehyung terlonjak. Ia memukul kepala belakang Mark cukup kencang dengan menggunakan buku yang ada di tangannya.
"Yak! Kenapa kau malah memukulku?" kesal Mark pada Jaehyun.
"Kau yang mengagetiku lebih dulu" balas Jaehyun tidak kalah kesal.
"Kau sendiri kenapa menekuk wajahmu? Para wanita dijamin akan pergi bila melihat wajahmu begitu" ujar Mark sembari menepuk-nepuk bahu Jaehyun.
"Entahlah. Moodku sedang buruk hari ini" jawab Jaehyun.
"Siapa yang membuat Tuan Muda Park yang satu ini tidak mood? Ia harus tanggung jawab ini" ledek Mark. Jaehyun menatapnya dengan tatapan tajam miliknya.
"Baiklah, aku menyerah. Aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda" ledek Mark sekali lagi sembari melarikan dirinya. Jaehyun melemparkan botol minuman kosongnya dan tepat mengenai kepala Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...