50

151 28 0
                                    

How's ur first fasting day? Buat nemenin malam kedua dibulan puasa ini, aku pengen bilang mohon maaf lahir batin ya kalau aku ada salah2 sama kalian. Selamat membaca🥰🥰❤❤



Tanpa di duga, kalimat terakhir yang Taeyong katakan benar-benar melekat di kepala Suho hingga ia tidak begitu fokus dalam melayani pasien-pasiennya. Mau tidak mau, ia izin untuk keluar sebentar dan menghirup udara luar sejenak. Ia di datangi oleh Namjoon yang sekarang sudah menjadi seorang dokter sama seperti dirinya. Namjoon menyodorkan segelas kopi hangat pada ayahnya itu. Keduanya terdiam sesaat sebelum akhirnya saling membuka percakapan.

“Bagaimana dengan Taehyung? Apa adikmu itu mengatakan sesuatu?” tanya Suho langsung tanpa basa basi.

“Tidak ada. Aku sudah berusaha memancingnya agar ia mau berbicara tentang apa yang ada di dalam benaknya hingga asmanya kambuh begitu” jawab Namjoon yang menyeruput kopi miliknya.

“Anak itu, tidak pernah berubah sedikitpun” gumam Suho pelan namun masih dapat didengar jelas oleh sang anak.

“Ia tidak penah secara gamblang mengatakan apa yang terjadi. Selalu saja memakai banyak topeng. Mau sampai kapan ia begini” lirih Suho.

“Kita tidak bisa memaksanya untuk mengatakan apa yang ada diotaknya, appa. Begitu banyak hal yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Bangkrutnya Chanyeol samchon hingga dipilihnya ia menjadi ahli waris yang sah keluarga Lee. Aku yakin ia terlalu memikirkannya sampai-sampai jatuh sakit begini” jelas Namjoon.

“Ya, belum lagi kehidupannya sebagai seorang entertain. Tapi setidaknya ia bisa melupakan Chanyeol sialan itu selama ia bekerja di industri hiburan” lanjut Suho dengan nada kesalnya.

“Yang appa sebut sialan itu adik iparmu sendiri”

“Dan ayah kandung dari adik kesayanganmu itu” balas Suho setelah mendengar kalimat menyebalkan dari anaknya.

“Apa kau tahu kalau Taehyung sempat singgah di kediaman keluarga besar Park kemarin malam?” Namjoon menggelengkan kepala. Ia terdiam sejenak dan langsung tahu ke mana arah pembicaraan ini.

“Tidak mungkinkan asmanya kambuh hanya karena bertemu dengan samchon?” ujarnya.

“Tidak ada yang tidak mungkin. Segala kemungkinan bisa menjadi kenyataan kalau kemungkinan itu diwujudkan” ucap Suho.

“Geundae, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan appa dengan Taeyong-ssi” Suho menegak kopinya seraya mendengarkan apa yang akan anaknya katakan.

“Aku tidak menyangka kalau Taeyong-ssi benar-benar setulus itu dalam menyayangi Taehyung. Dulu, aku kira ia menerima Taehyung hanya karena sosok sang istri yang begitu mengasihi Taehyung, tapi dugaanku meleset. Aku merasa sangat bersyukur Taehyung bisa bertemu ayah angkat sebaik Taeyong-ssi” Suho menganggukkan kepalanya.

“Tugas kita sekarang hanya tinggal membantu Taehyung menyelesaikan masalah terakhirnya”

“Aku tahu apa itu. Aku akan mencari cara agar Taehyung mau berbicara lagi dengan Chanyeol samchon walau hanya 5 menit” Namjoon kemudian pamit pada sang ayah karena ia harus jaga malam di ruang IGD.






.
.

.

.



.
.















.

.
.
.

.
.











.
.
.
.







Jaemin baru saja sampai di rumah sakit untuk bergantian menjaga Taehyung dengan Taeil juga Taeyong. Ia sengaja datang karena adiknya itu sendiri yang memintanya. Ia membuka pintu ruangan dengan papan nama Taehyung di samping pintunya. Lalu, ia masuk dan ersenyum saat melihat Taehyung sedang duduk dan menonton televisi dengan tenang. Ia membungkuk sopan pada Taeil juga Taeyong yang masih senantiasa duduk di sofa dekat kasur sembari memperhatikan siaran televisi malam ini. Jaemin mengalihkan perhatiannya pada televisi saat sapaannya tidak dijawab-jawab oleh Taehyung.

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang