Edisi spesial akhir bulan Maret. Setelah sekian lama ga triple akhirnya kesampean ya?! Selamat membaca, semoga kalian semua suka yaaa!!!
Taehyung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia memberhentikan mobilnya di dekat Sungai Han. Ia memukul stirnya berkali-kali. Air matanya tidak kunjung berhenti. Hatinya terasa begitu sakit. Taehyung berusaha mengatur napasnya namun selalu saja gagal. Dadanya terasa sesak. Ia segera mencari keberadaan inhalernya di kotak P3K, tapi sayang ia tidak bisa menemukannya. Taehyung meraih ponselnya dan segera membuka pesan grup DREAMZ. Ia hanya mengirimkan lokasinya dan mengetikkan satu huruf serta mengirimnya. Huruf yang dikirimnya hanyalah H sebelum akhirnya ia kehilangan kesadarannya.
Taeil yang kebetulan sedang memegang ponselnya dan berada di jalan menuju dorm membuka pesan yang Taehyung kirimkan. Ia melihat kalau Taehyung mengirim posisinya sekarang yang tidak begitu jauh dari lokasinya. Taehyung juga mengirimkan satu huruf yang mungkin saja diabaikan oleh anggota yang lain. Taeil mengerutkan keningnya dan menghubungi Taehyung berkali-kali dan tidak ada jawaban sama sekali. Kemudian, ia meminta managernya untuk segera pergi ke lokasi terakhir Taehyung. Sesampainya di sana, Taeil langsung keluar dari mobilnya. Dirinya mendapati mobil Taehyung yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia lalu berlari mendekat dan berusaha membuka pintunya namun dikunci. Mau tidak mau, Taeil menghancurkan kaca mobil itu dan membukanya.
"Astaga, Taehyung!" Taeil terkejut kala mendapati Taehyung yang tidak sadarkan diri. Ia menepuk-nepuk wajah Taehyung beberapa kali. Ia memeriksa nadinya dan begitu lemah. Taeil panik dan memindahkan Taehyung dikursi belakang dan mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi ke rumah sakit terdekat.
Taeil menunggu Taehyung di ruang perawatannya. Taehyung akhirnya membuka matanya. Ia melihat ek arah sekitar da dengan cepat mendudukkan tubuhnya. Taeil yang melihat itu langsung mendekati adiknya dan mendekapnya kala Taehyung terlihat begitu khawatir.
"Sst tenang, ada apa sebenarnya, Tae?" tanya Taeil dengan lembut. Air mata Taehyung menets lagi.
"Hyung, apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa berpikir dengan jernih hyung" jawab Taehyung sembari menatap Taeil.
"Tenangkan dirimu dulu. Dokter bilang kalau asmamu kambuh. Atur napasmu, jangan sampai asmamu kumat lagi, Tae" Taehyung akhirnya bisa menetralkan napasnya.
"Kau habis dari mana? Bukankah kau bilang kau hanya diam di apartemenmu saja? Ada apa?" Taeil kembali membuka suara.
"Aku tadi di apartemen dan Jaehyun datang. Dia memintaku bantuanku untuk menyempurnakan lagunya. Lagu itu dia gunakan untuk ujian akhirnya. Setelahnya, aku mengantarnya pulang dan.. makan malam bersama dengan keluarganya" Taehyung berucap lirih. Suaranya hampir tidak terdengar.
"Kau bertemu dengan Chanyeol-ssi juga?" Taehyung hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku.. aku..." Taehyung tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena ia kembali menangis dan menundukkan kepalanya.
"It's okay. Ada hyung di sini, Tae. Tak apa kalau tidak mau cerita. Sstt jangan menangis"Taeil kembali merengkuh tubuh Taehyung dan mengusap-usap kepala Taehyung berusaha menenangkannya kembali.
Taehyung tetap terdiam selama beberapa saat. Ia menatap Taeil yang duduk tepat di sampingnya sembari mengusap-usap kepala adiknya itu. Taehyung sering kali menghela napas ketika mengingat apa yang sebenarnya terjadi di kediaman keluarga Park. Taeil hanya diam menunggu kapan Taehyung siap untuk bercerita. Belum lagi, Taeil tahu kalau adiknya ini akan menjelaskan segalanya kalau memang sudah tepat waktunya. Tiba-tiba, pintu ruang perawatan Taehyung dibuka paksa oleh seseorang. Taeil berdiri untuk melihat siapa yang membuka pintu tersebut. Orang yang datang adalah Taeyong. Taehyung tersenyum melihat ayahnya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...