Sehun yang panik ketika Jimin menelefon mengatakan bahwa tiba-tiba saja Taehyung tak sadarkan diri setelah jam olahraga. Sehun mengendarai kendaraannya di atas kecepatan rata-rata. Sesampainya di sekolah, Sehun langsung mencari keberadaan Jimin dan teman anaknya itu. Ia langsung menuju ke ruang kesehatan untuk mengetahui bagaimana keadaan Taehyung secara langsung. Betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah pucat Taehyung dan darah dari hidung pemuda itu masih senantiasa mengalir tak mau berhenti.
"I-Ini ada apa? Bagaimana dia bisa begini?" Tanya Sehun pada Jimin yang membantu perawat di ruang kesehatan itu.
"Ah, appa sudah datang. Aku tidak tahu mengapa ia bisa begini. Setelah olahraga, entah tubuhnya oleng dan tak sadarkan diri" ujar Jimin dengan raut wajah khawatirnya.
"Ya sudah kalau begitu lebih baik kita bawa dia ke rumah sakit. Appa takut terjadi sesuatu padanya" Jimjn hanya menjawab perkataan ayahnya itu dengan anggukan kepala.
Akhirnya, Taehyung dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan yang lebih. Ketika sampai, mereka langsung membawanya ke ruang IGD dan kebetulan ada dokter yang biasa menangani Taehyung. Selama lebih dari 1 jam dokter maupun para perawat tak ada satu pun yang keluar dari sana untuk mengatakan bagaimana keadaan Taehyung. Joy sudah hadir di antara Sehun dan Jimin. Ia bingung mengapa kakaknya tidak ada di sana?. Tetapi lagi-lagi Joy tahu apa alasan sang kakak tanpa menghubunginya. Setengah jam setelah Joy datang, akhirnya dokter keluar dari ruangan IGD.
"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Joy dengan nada yang sangat khawatir.
"Kondisinya sudah mulai stabil, tetapi ia tidak boleh kelelahan. Bukankah aku sudah ingatkan hal itu padamu, Joyy? Kondisi tubuhnya lemah, ia tidak boleh mengeluarkan seluruh energinya terus menerus. Bila seperti ini terus aku juga tidak tahu apa yang terjadi setelahnya" ujar Dokter Kim Junmyeon alias Suho dengan nada tenang sekaligus sedikit marah pada Joy karena tidak mengontrol kegiatan Taehyung.
"Begitu ya.. Aku janji aku akan lebih memperhatikan kondisinya. Terima kasih Kim uisa. Apa aku boleh menemuinya sekarang?" tanya Joy.
"Jangan terlalu kaku, panggil saja dengan Suho oppa. Silahkan saja, tetapi setelah ia dipindahkan ke ruang perawatan. Satu lagi, ia harus dirawat beberapa hari di sini untuk memulihkan kondisinya. Kalau begitu aku permisi" ujar Suho yang membungkuk sedikit lalu melenggang pergi memeriksa pasien yang lainnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang pemuda tampan jalan di antara padang bunga. Ia terlihat terus tersenyum menikmati hal itu. Tetapi seketika senyumnya hilang ketika ia melihat satu keluarga yang tertawa bahagia menikmati indahnya hamparan bunga warna-warni. Matanya menyiratkan bahwa ia berharap bisa memiliki keluarga yang seperti itu pula. Ia menundukkan wajahnya dan air mata menetes sedikit demi sedikit dari matanya itu. Entah air mata bahagia atau air mata kesedihan, tidak ada yang tahu apa yang pemuda itu rasakan.
Seketika seluruh yang ada di sekitarnya berubah menjadi seperti sebuah ruangan sempit. Kedua tangannya terikat sangat kuat begitu pula dengan kedua kakinya. Ia berusaha berontak tetapi yang ada ia tersiksa dengan ikatan itu. Mulutnya tertutup oleh selotip, matanya tertutup oleh kain. Ia berusaha berteriak meminta tolong, tetapi hasilnya nihil. Ia mendengar bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan itu seperti membawa sesuatu benda. Itu terdengar seperti pipa besi yang diadukan dengan tembok yang dingin. Ia merasakan sesuatu menghantam kepalanya. Kepalanya sangat pening. Ia juga mencium bau anyir yang ia yakini adalah darahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...