56

158 23 1
                                    


Chanyeol melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya. Ia baru selesai mengadakan rapat. Ia juga baru saja mendapat kabar kalau Yunho tidak akan diadili pada dua gugatan yang cukup memberatkannya. Chanyeol yang mendapat berita itu langsung memikirkan tentang Taehyung. Ia tahu benar kalau semua tuntatan yang dilayangkan pada Jung Yunho berasal dari Taehyung. Chanyeol juga turut menggugat Yunho atas penggelapan dana serta pemalsuan dokumen kepemilikan perusahaannya terdahulu. Chanyeol berusaha memikirkan cara apa yang bisa ia lakukan untuk turut menyeret keparat itu sehingga bisa membusuk dipenjara. Ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Ia membukanya. Nyatanya pesan itu dari Taeyong yang berisi,

Ini waktunya, hyung. Bisa jadi dengan cara ini kau bisa mendapatkan hati Taehyung kembali.

Chanyeol terdiam sejenak lalu menghubungi orang kepercayaannya.

“Kau ingatkan apa yang sudah kukatakan sebelumnya padamu? Lakukan itu sekarang. Jangan sampai kelompok Death Note mencium pergerakanmu. Gunakan jalur orang dalam untuk mencari informasi apa yang belum terkumpul. Kabari aku dalam waktu 3 jam ke depan. Setelahnya, baru kau tuntaskan semuanya” titah Chanyeol.

“Semoga ini bisa membantumu, Tae”




.
.
.
.
.
.



.
.
.
.



Persidangan berjalan dengan sangat alot. Baik pihak penggunggat maupun tergugat sama-sama memiliki bukti yang saling menguatkan. Saksi yang dihadirkan juga sama-sama berkompeten dibidangnya dan juga bisa dipercayai secara penuh kesaksiannya selama persidangan. Taehyung hanya bisa memijit keningnya yang pening. Kalau begini terus, bisa-bisa bedebah ini bebas lagi, batinnya bergelut. Taehyung menatap tajam ke arah Yunho yang duduk dikursi terdakwa. Pria paruh baya itu tersenyum remeh ke arahnya. Taehyung memilih untuk keluar dari ruang persidangan, namun tindakannya ditahan oleh Chanyeol yang ternyata baru saja hadir di sana. Tepat sebelum hakim menyatakan putusannya.

“Tunggu, yang mulia!” ujarnya sembari menatap wajah Taehyung yang begitu datar.

“Masih ada bukti dan saksi serta rekaman CCTV yang tidak dibahas dalam persidangan hari ini” ucap Chanyeol sembari mengangkat tinggi-tinggi berkas bukti yang ia temukan.

“Saya menemukan ini di tempat sampah ruangan jaksa penggugat. Saya, sebagai bagian dari orang yang menggugat terdakwa, menyatakan ketidaksetujuan saya bila Jaksa Kang masih dijadikan sebagai jaksa utama dalam persidangan kali ini” lanjutnya. Chanyeol menyerahkan berkas bukti tersebut langsung pada ketua hakim. Para hakim melihat dengan seksama berkas bukti tersebut. Mata mereka saling menatap satu sama lain.

“Jaksa Kang, bisakah Anda jelaskan mengapa berkas sepenting ini ada di tempat sampah ruangan Anda?” tanya salah satu wakil ketua hakim di sana.

“Yang mulai, berkas tersebut bukanlah berkas bukti seperti apa yang-”

“Bohong! Kau pasti sudah berkomplot dengan bedebah Jung itu!!” kerucuhan terjadi di dalam ruang sidang tersebut. Salah satu orang yang ikut menyaksikan persidang ini angkat suaranya. Maka yang lain juga mengeluarkan suaranya.

“Pecat saja Jaksa Kang dalam kasus ini!”

“Iya betul!”

“Ia hanya bisa bekerja sama dengan sampah masyarakat!” provokasi demi provokasi menggema di ruang persidangan itu. Hakim Ketua mengetuk palunya dan berkata,

“Tenang hadirin sekalian”

Setelah berdiskusi dengan hakim yang lain, akhirnya diputuskan kalau persidangan akan ditunda dalam 3 jam kedepan. Chanyeol tersenyum menang dihadapan Yunho yang terlihat kesal itu. Taehyung merasa kesal karena Chanyeol yang bersikap sok pahlawan itu menurutnya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari sana diikuti oleh asisten juga dua pengawal setianya. Taehyung pergi ke atap gedung kejaksaan untuk merokok. Chanyeol yang sedari tadi mengikutinya sempat dihalangi oleh pengawal-pengawal Taehyung. Namun ia yang tahu kalau sedari tadi Chanyeol mengikutinya membiarkan pria itu mendekat ke arahnya.

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang