Berakhir sudah pengejaran Jung Yunho yang sudah berbulan-bulan lamanya itu. Pengadilan juga sudah menjatuhkan vonis mati dan tidak ada pembebasan bersyarat. Klan keluarganya juga sudah benar-benar runtuh. Sebagian besar anggota gangsternya juga pada akhirnya malah memilih untuk mengucap janji setia kepada Tuan Val alias masuk ke dalam aliansi Death Note yang benar-benar menakutkan itu. Sebagiannya lagi ada yang memilih meninggalkan dunia gelap itu. Namun, tidak sedikit dari mereka yang malah berakhir di tangan kepolisian karena ikut terlibat dalam kasus yang menjerat sang pimpinan.
Taehyung, yang selama ini berjuang demi mendapatkan keadilan untuk ibunya akhirnya bisa bernapas dengan lega. Ia sedang berada di apartemennya dan menegak segelas wine. Ia mencintai kesendiriannya saat ini. Pemuda lajang berusai 24 tahun itu menatap pemandangan kota Seoul di malam hari. Kerlap kerlip lampu memberikan kesan tersendiri di hatinya. Taehyung sudah beberapa kali menghela napas sebelum akhirnya menatap ke arah pintu masuk apartemennya. Dahinya menyirit. Siapa yang malam-malam begini datang ke apartemenya? Bahkan pihak keamanan tidak memberikan pemberitahuaan apa-apa.
“Surprise!!!” yang muncul pertama kali bukanlah seonggok manusia. Melainkan sebuah buket bunga besar. Dari suaranya, ia jelas hafal suara siapa itu. Oh Jimin, hyung sekaligus sahabat terbaiknya.
“Mwoya” Taehyung menghampiri dan menerima buket bunga itu.
“Aku pulang! Apa kau tidak senang aku kembali ke Korea?” tanya Jimin.
“Aniya, why’d you come back?” ledek Taehyung. Jimin yang kesal memberikan tepukan sayang di kepala Taehyung.
“Aw! Sakit hyung”
“Salahmu karena tidak menjaga ucapanmu” balas Jimin.
“Kau tidak membiarkan aku masuk? Keterlaluan sekali bocah ini” Jimin melipat tangannya di depan dada dan melesat masuk. Taehyung menutup pintu utama apartemennya dan menguncinya lagi.
“Aku sudah 24 tahun kalau kau lupa” kata Taehyung.
“Bagaimana hasil persidangan? Aku tidak bisa menonton siaran langsungnya karena sedang di pesawat tadi” tanya Jimin pada Taehyung sembari mengambil soda dari lemari es Taehyung.
“Kau kan bisa membaca artikelnya di internet hyung. Sudah dirilis kok” balasnya sembari menuang wine ke gelasnya lagi. Belum sempat diteguk, Jimin sudah merebutnya.
“Jangan terlalu sering minum wine. Ingat kesehatanmu, Tae” ingat Jimin. Taehyung hanya mengangguk namun tetap meminumnya.
“Kau ini” Taehyung meraih beberapa camilannya seblum akhirnya duduk tenang bersama Jimin di ruang tengah.
“Hasil persidangan memutuskan kalau aku yang menang hyung” Taehyung memberikan jeda.
“Aku menang, Inn Corp dan Victory Corp akan jatuh ke tangan pemilik aslinya. Ani, mungkin untuk saat ini masih akan kupegang dulu karena begitulah keputusan pengadilan atas penggelapan dana itu. Namun, pada akhirnya aku akan menyerahkan dua perusahaan besar itu ke tangan pemiliknya” lanjut Taehyung.
“Jadi, kau akan memberikan Victory Corp kembali pada Chanyeol samchon?” Taehyung mengangguk.
“Antara tiga kemungkinan yang akan terjadi setelah aku menyerahkannya pada Chanyeol-ssi. Yang pertama, ia akan mengambil alihnya dan kembali bangkit dan berjaya. Dua, ia menolaknya dan berkilah tidak bisa mengurusnya dengan baik lalu pada akhirnya perusahaan itu akan menjadi milik Jungkook. Atau, Chanyeol-ssi menerimanya dan mewariskannya secara sah padaku” jelas Taehyung dengan nada cueknya.
“Mewariskan? Maksudmu..”
“Wait up!” Taehyung bangun dari duduknya dan mengambil sesuatu di kamarnya. Ia memberikannya pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...