12

2.2K 271 23
                                    

Iki teh masih flashback nyak. Jangan bingung2 dewe. Okay?  Syyiiiipppeu??

Taehyung terbaring di atas kasur tipis miliknya. Ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Menyandarkan tubuhnya di tembok dingin sejenak. Taehyung menatap jam dan berusaha berdiri. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana tidak?  Sudah 3 hari ia mengalami demam, 3 hari pula ia kehujanan, dan kemarin ia dipukuli habis-habisan oleh Chanyeol karena pulang terlambat.

Taehyung memilih untuk membersihkan tubuhnya lebih dahulu. Ia meringis pelan ketika luka di tubuhnya terkena dinginnya air dan sabun. Setelahnya ia bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia sangat ingat apa yang diucapkan oleh Chanyeol semalam.

'Mau kau hampir mati sekali pun aku tidak peduli. Kau harus berangkat sekolah besok. Aku tidak ingin uangku habis begitu saja untuk anak bodoh sepertimu'

Taehyung tersenyum sendu mengingatnya. Lalu ia merapikan seragamnya lalu menggunakan dasi serta rompinya. Lalu bergegas keluar kamar kembali menyiapkan sarapan.

Taehyung melangkahkan kakinya menuju dapur dan mulai membuatkan sarapan untuk sang ayah. Sarapan sederhana yang pasti akan selalu dimakan oleh ayahnya. Derap langkah kaki membuat Taehyung menoleh dan mendapati Kepala Pelayan Jang di sana.

"Tuan muda, wajahmu pucat sekali. Kenapa Anda tidak istirahat saja?" tanya Kepala Pelayan itu.

"Aku baik-baik saja. Jangan memanggilku begitu. Panggil Taetae jauh lebih baik" jawabnya sambil memasak. Tiba-tiba saja tubuh Taehyung limbung seketika.

Pelayan itu menahan tubuh Taehyung dan menuntunnya untuk duduk sebentar. Ia juga mengambilkan minum untuk Taehyung. Taehyung pun minum air itu sedikit dan senyumnya tercipta di bibir pucatnya.

"Lebih baik tuan istirahat saja sebentar. Biar aku yang lanjutkan" ujar pelayan itu mengambil alih pekerjaan Taehyung tadi.

Taehyung memijit pelan pelipisnya dan ia kembali meringis merasakan perih di perutnya. Ia baru ingat dari kemarin siang dirinya belum makan apa pun. Tak lama, pelayan itu mendekati Taehyung dan menyiapkan sarapan untuknya.

"Ahjumma, tidak perlu. Daepyonim melarangku makan hingga nanti malam. Aku tidak ingin ia marah" tolak Taehyung dengan halus. Walau pada kenyataannya perutnya terasa sangat perih dan ia juga harus meminum obatnya.

"Tapi kau harus minum obat, tuan. Setidaknya makanlah sedikit" bujuk Pelayan Jang itu.

Akhirnya Taehyung menurut dan makan sedikit. Setelahnya ia meminum obatnya. Merasa sudah sebentar lagi Chanyeol akan bangun, ia segera bergegas lergi ke sekolah. Walau kondisi tubuhnya masih tidak baik, ia tetap akan masuk. Karena bagi Chanyeol, ia di uks karena sakit saja itu suatu kesalahan besar.

.
.
.

.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Jimin POV

Aku melihat Taehyung sedari tadi hanya membenamkan kepalanya di atas meja. Apa ia sakit? Aku tak sengaja melihat luka di leher belakang bagian bawahnya. Apa mungkin ia dipukuli lagi?

"Jim, Taehyungie wae?"

"Kamchagiya!! Yak neo!" ujarku kesal saat Hoseok tiba-tiba muncul di belakangku. Aku menggeleng menjawab pertanyaannya itu.

"Aku perhatikan dari satu jam sebelum istirahat, ia seperti tertidur di kelas. Apa ini ada hubungannya lagi dengan keluarganya itu?" tanya Hoseok padaku.

"Aku kurang tahu. Akhir-akhir ini aku jarang main ke rumahnya. Tetapi mungkin bisa jadi" setelah mengatakan hal itu aku menepuk pelan bahu Taehyung berniat membangunkannya. Tetapi ia mengerang kesakitan.

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang