11

2.8K 291 21
                                    

Masih flashback yak

Matahari pagi telat menampakkan wajahnya. Jimin yang tertidur di samping Taehyung mengerjabkan matanya dan langsung memeriksa kondisi sahabatnya itu. Ketika ia meraba kening Taehyung, panas, itu yang ia rasakan. Demam Taehyung tak kuncul turun juga. Ia jadi semakin khawatir dengan keadaan sahabat yang sudah ia anggap sebagai adik itu.

Tok tok tok

"Jim, bisa kita bicara sebentar?" tanya Joy yang baru saja sampai sehabis menjaga Chanyeol. Jimin mengangguk dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

"Bagaimana keadaan Tae? Ia baik-baik sajakan?" tanya Joy

"Semalam saat aku sampai di sini aku menemukannya pingsan dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Ia juga demam, imo. Tapi aku tidak mungkin membawanya ke rumah sakit. Yang ada dia malah mengamuk padaku bila tahu bahwa aku yang membawanya menuju neraka dunianya itu" jawab Jimin ditambah dengan aksen meledeknya.

"Tetapi, apa ia mengigau seperti biasa?"

"Um. Dia mengigau. Tapi hanya sebentar. Saat aku memeluknya dia berhenti mengigau dan tidur dengan tenang"

"Huft syukurlah kalau begitu. Jim, jinjja gomawoyo" ujar Joy sambil menggenggam tangan Jimin dibarengi dengan senyuman.

"Cheonmanayo, imo. Aku sudah menganggap Taehyung seperti adikku sendiri. Dia itu adik kesayanganku" balas Jimin sambil membalas senyuman itu.

Jimin dan Joy mengalihkan pembicaraan tentang sekolah dan lain sebagainya. Setelahnya mereka bersama-sama menyiapkan makanan untuk Taehyung. Tetapi Jimin yang merasa mengganggu saja pindah menuju kamar Taehyung dan menemani anak itu sambil menyalakan video game di kamar Taehyung.

Kalian bingung bukan? Bagaimana bisa ada seperangkat game di kamar Taehyung sementara ayahnya sendiri tidak menganggapnya? Ini adalah hadiah dari grandpa dan grandma Taehyung karena mereka sangat tahu mengenai nilai cucunya itu.

Selama bermain game, Jimin sesekali melihat ke arah Taehyung yang masih tertidur. Merasa bosan dengan gamenya Taehyung, ia langsung beralih menyalakan tv biasa dan mencari film terbaru. Ia menontonnya sambil memainkan rambutnya Taehyung.

Merasa ada pergerakan dan seperti ada yang melingkar di perutnya, Jimin mengalihkan atensinya menuju Taehyung. Ia melihat posisi tidur anak itu sudah berubah menjadi memeluknya dan seperti sedang mencari kenyamanan. Jimin tersenyum. Ia tahu bahwa sebentar lagi pasti Taehyung akan bangun.

Jimin menghitung mundur dari 5 hingga 1. Benar saja, Taehyung membuka matanya perlahan dan mengusak kedua mata dan mengerucutkan bibirnya. Seperti balita yang baru bangun.

"Aigoo, akhirnya bangun juga kamu Tae" Taehyung yang bingung langsung mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Jimin.

"Jimin hyung kenapa ada di sini?" Tanya Taehyung sambil menatap bingung ke arah Jimin.

"Semalam aku kemari karena ingin menemuimu. Kaukan kemarin tidak hadir di sekolah saat aku tanya teman sekelasmu. Tapi saat aku baru sampai, aku malah menemukanmu tergeletak pingsan di ruang tengah" ujar Jimin sambil mengusap sayang rambut Taehyung. Taehyung hanya tersenyum mendengar penuturan Jimin.

"Mianhae, hyungie. Taetae pasti menyusahkan ya? Maaf ya hyung" ujar Taehyung sambil menunjukkan senyum manis miliknya itu.

"Aniya, kau bahkan tidak membuatku kesulitan,Tae. Justru aku senang bisa ada di sekitarmu saat kau membutuhkan aku" ucap Jimin sambil menepuk-nepuk bahu Taehyung.

"Tae, kepalamu sakit tidak?" pertanyaan Jimin hanya di jawab gelengan lemah dari Taehyung.

"Ya sudah. Sarapan yuk. Imomu sudah datang dan membuatkan sarapan. Kajja" Jimin berkata sambil beranjak dari kasur dan menggiring Taehyung menuju dapur.

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang