57

161 26 1
                                    


Berita mengenai kaburnya Jung Yunho sampai juga di telinga Taehyung. Jelas kali ini ia tidak akan segan-segan menyebar bawahannya untuk mencari keberadaan Yunho di seluruh daratan Korea. Bukan hanya itu saja, Taehyung juga menyebar anggota Death Note Internasional untuk mencari informasi secepat yang ia bisa. Ia bahkan menyewa para detektif swasta dari dalam maupun luar negeri agar sesegera mungkin menangkap Jung Yunho. Namun, rupanya kaburnya Yunho kali ini sudah diperhitungkan dengan sangat matang. Sudah lebih dari 3 bulan mereka mencari keberadaan Yunho tapi masih saja tidak bisa menemukannya. Taehyung benar-benar frustasi dengan apa yang terjadi. Amarahnya meledak sudah saat ia mendapatkan informasi kalau mereka belum mendapatkan petunjuk apapun.

“SEBENARNYA APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?! KALIAN HANYA MENCARI SATU ORANG SAJA APA SULIT SEKALI HAH?! BAYARAN KALIAN KURANG SAMPAI-SAMPAI TIDAK BISA MENEMUKA KEPARAT ITU?!” melihat Taehyung yang mengamuk di hadapan anggota Death Note itu, tidak ada satupun petinggi Death Note yang berani membuka suaranya.

“AKU TIDAK MAU TAHU BAGAIMANA CARANYA! TEMUKAN BAJINGAN ITU SEBELUM HARI KELULUSAN JAEHYUN! KALAU KALIAN MASIH BELUM MENEMUKAN PETUNJUK APAPUN  SAMPAI H-7 KONSER KELULUSAN JAEHYUN, AKU TIDAK SEGAN-SEGAN MENGHABISI KALIAN SEMUA!!” amuknya yang kemudian pergi dari ruang pertemuan seluruh anggota Death Note itu.

Para anggota kelompok gangster terbesar di Korea Selatan itu bergidik ngeri melihat ketegasan Taehyung. Sosok ketua yang baru beberapa kali tampil di hadapan seluruh anggotannya itu jelas sekali menujukkan ketidaksukaannya atas kinerja bawahannya. Waau begitu, tidak sedikit yang sebenarnya tidak menyukai sikap Taehyung yang berubah hampir 180 derajat sejak pertama kali mereka mengenalnya. Tuan Muda Lee itu semakin kejam saja dari hari ke harinya. Taeyong sebagai ayahnya saja tidak didengar nasehatnya apalagi sang tangan kanan.

Taehyung akhirnya memutuskan untuk pergi ke Australia lebih cepat dibanding yang dijadwalkan. Ia mengoordinasikan anggotanya yang berdiam di Australia untuk mengamankan kota Melbourn dari pergerakan seorang Jung Yunho. Taehyung berangkat 3 hari lebih awal sebelum Jaehyun berangkat ke sana bersama dengan keluarga besar Park.

“Tae, apa kau yakin akan berangkat ke sana lebih cepat dari jadwal?” tanya Taeyong yang melihat Taehyung sedang mengemasi barangnya dengan terburu.

“Keputusanku sudah bulat appa. Aku tidak akan bisa tenang kalau aku tidak melakukan ini” jawab Taehyung sembari mengambil beberapa barang pentingnya.

“Tapi kau kan bisa meminta Asisten Woo atau para pengawalmu untuk berangkat ke sana. Kau tidak perlu menanganinya sendiri” Taheyung menghentikan pergerakannya. Ia berbalik dan menatap Taeyong seraya menghela napasnya pelan.

“Appa” Taehyung meraih tangan Taeyong dan mengusapnya pelan.

“Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa kalau bajingan itu lepas lagi, aku sendiri yang akan turun tangan” jelasnya dengan nada yang sangat lembut.

“Kau bisa meminta bawahanmu yang ribuan orang itu untuk berangkat ke Melbourn. Apa gunanya kau menggaji mereka kalau mereka tidak bisa diandalkan?” Taehyung tersenyum maklum pada Taeyong.

“Appa, aku tahu kau mengkhawatirku. Tapi, aku benar-benar tidak bisa duduk berdiam diri. Konser kelulusan Jaehyun sudah tinggal menghitung hari saja. Bagaimana kalau orang gila itu malah menargetkan anaknya sendiri?” Taeyong terkejut saat mendengar pernyataan Taehyung.

“Tunggu, kau bilang apa? Yunho ayahnya Jaehyun? Ayah kandungnya?” Taehyung menundukkan kepalanya. Ia lupa mengatakan fakta ini pada sang ayah. Adiknya pun tidak mengetahui fakta ini.

“Ne, Jung Yunho adalah ayah kandung Jaehyun”

“Bukankah Johnny Suh ayahnya?” Taehyung menggeleng.

CHANGING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang