Enjoyy
~~~~~~~~~
Taehyung melangkahkan kakinya di pinggiran pantai ditemani dengan keheningan. Hari ini ia memliki jadwal yang mengharuskannya berada di salah satu destinasi wisata yang tidak pernah sepi. Sebenarnya Taehyung pergi ke sini bersama dengan Jaemin. Namun, kakaknya itu sudah lebih memilih untuk istirahat di dalam kamar. Taehyung lebih memilih untuk pergi ke pinggir pantai sendirian saja. Berjalan di pinggir garis pantai hingga ia menangkap siluet seseorang yang ia kenal.
Taehyung mendekat ke arah orang itu. Senyumnya merekah saat ia mengenali wajah dan suara orang itu. Namun, langkahnya terhenti kala mengingat kembali siapa yang ada di sampingnya. Taehyung mengurungkan niatnya untuk menghampiri dua orang tadi dan berjalan sebaliknya. Tangan Taehyung meraih ponsel yang ada di dalam sakunya. Ia mendapat telefon dari sang ayah. Taehyung menghela napas dan tidak menjawab panggilan Taeyong. Taehyung mempercepat langkahnya saat ia mulai menyadari bahwa para pengunjung di sana mengenali wajahnya itu.
Sesampainya di dalam kamar hotel, Taehyung mendapati Jaemin baru keluar dari kamar mandi. Mungkin pemuda itu baru saja selesai mandi, piker Taehyung. Ia langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur itu dan mendapat tegoran langsung dari Jaemin.
“Tae, cepat mandi. Tadi ayahmu menelefon kalau malam ini beliau akan datang dan akan makan malam bersama dengan kita” kata Jaemin sembari menegringkan rambutnya.
“Hm, appa tadi mengirimiku pesan. Aku tidak mendengar panggilannya tadi” jawab Taehyung dengan santai bergerak merubah posisinya menjadi duduk.
“Kalau begitu apa lagi yang kau tunggu? Kenapa kau tidak cepat-cepat berganti pakaian dan malah bersantai ria begitu?” tutur Jaemin sembari menghampiri si bungsu DREAMZ ini.
“Ia akan sampai pukul 7 atau 8 nanti. Masih ada waktu untuk berleha-leha, hyung” kata Taehyung dengan santai.
“Tetap saja. Setidaknya ganti pakaianmu dulu. Kau dari luar sana. Bahkan sejak selesai syuting kau belum mengganti pakaianmu dengan yang lebih santai” tegur Jaemin.
“Iya, iya , iya. Aku akan berganti pakaian sekarang. Kau suka hyung?” balasan Taehyung dan pergerakan sang bungsu membuat Jaemin tersenyum dan menganggukan kepalanya.
“Nah, ini baru Taehyung adikku”
“Jadi kalau aku tidak bersih-bersih aku bukan adikmu begitu?” kesal sang adik yang dibalas kekehan pelan oleh Jaemin.
“Sudahlah, jangan malah mengajak berdebat. Cepat ganti bajumu itu!” final Jaemin..
.
.
.
..
.
.
.
..
.
.
.
Matahari sudah benar-benar tidak terlihat. Taehyung selesai dengan kegiatannya di kamar mandi. Ia dan Jaemin kembali keluar dari kamar hotel mereka setelah Taeyong menghubungi Taehyung bahwa Tuan Besar itu sudah berada di restoran mewah yang terletak persis di pinggir pantai. Dari kejauhan Taehyung melihat sang ayah sedang bercengkrama dengan seseorang yang terlihat familiar. Jaemin yang mengamati pergerakan Taehyung yang lambat dengan cepat menarik tangannya dan mengajaknya menemui Taeyong.
“Ah, itu dia yang ditunggu-tunggu” kata Taeyong saat melihat Taehyung dating bersama dengan Jaemin. Kedua pemuda tampan itu tersenyum dan membungkukkan badannya sopan ke arah Taeyong.
“Aku tidak tahu kalau anakmu ada di sini” ujar seseorang yang tadi berbicara dengan Taeyong. Orang itu membalikkan badannya. Taehyung menatap orang itu dengan wajah datarnya. Ia mengenali siapa orang itu, ya, ayah kandungnya. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol?
“Kami baru tiba sore hari tadi. Jadi bisa saja kita tidak bertemu kalau bukan ayahku datang mengajak kami makan malam” balas Taehyung sembari mendekat ke arah Taeyong yang senantiasa mengusak kepala anaknya itu.
“Ah begitu. Memangnya kalian tidak akan malam kalau tidak ada Taeyong?” tanya Chanyeol dengan nada jenakanya. Mengherankan, pikir Taehyung.
“Nde, kami berniat untuk istirahat saja di dalam kamar dan menggunakan layanan kamar untuk makan malam” kali ini Jaemin mengeluarkan suaranya.
“Ya sudah kalau begitu mari makan malam bersama” ajak Chanyeol. Taehyung hampir menolaknya sebelum akhirnya sang ayah menjawab ajakan Chanyeol terlebih dahulu.
“Tentu saja, kapan lagi kita bisa makan bersama dengan keluarga besar Park” balasan Taeyong tadi membuat Taehyung menggeram lirih.
Mau tidak mau Taehyung harus ikut dalam makan malam bersama dengan keluarga Park ini. Jaemin yang tidak mengerti apa-apa hanya mengikuti Taeyong lebih dahulu dibandingkan Taehyung. Anak itu masih terdiam ditempatnya dalam beberapa saat. Taehyung menghampiri meja makan besar dan mendudukkan dirinya tepat di antara Taeyong juga Irene. Posisi yang lebih aman dibanding duduk di posisi Jaemin saat ini. Hyungnya itu duduk diapit oleh Taeyong dan Chanyeol. Kita semua sudah sangat tahu alasan kenapa Taehyung tidak mau duduk di antara kedua pria dewasa itu.
Makan malam berjalan dengan sangat lancar. Semuanya berjalan dengan sesuai rencana Taeyong dan Chanyeol untuk makan malam bersama. Namun, yang menarik perhatian Jaehyun adalah tingkah Taehyung yang sedari tadi terkesan menghindari tatapan orang-orang di sekitarnya. Padahal, mereka menggunakan ruangan privat untuk jamuan makan malam ini. Doyoung yang sedari tadi duduk di samping Jaehyun ikut memperhatikan arah mata Jaehyun yang lebih sering mengarah pada Taehyung. Jaehyun terlihat senang saat mendapati Taehyung yang hadir di jamuan makan malam bersama dengan Taeyong dan juga Jaemin. Tetapi, senyumnya perlahan pudar melihat Taehyung yang bertingkah seolah-olah tidak melihatnya.
“Are you okay Jaehyun?” bisik Doyoung. Jaehyun menoleh ke arah yang lebih tua. Ia tersenyum dan mengangguk tipis.
“V-ssi, bagaimana makan malam ini? Apa Anda suka dengan makanan yang tersaji?” tanya Doyoung kepada Taehyung yang sedari tadi diam.
“Tentu, saya sangat menyukai hidangan laut seperti ini. Terima kasih atas jamuannya” jawab Taehyung dengan senyum tipis diwajahnya. Yah, wajah itu, Taehyung sangat mengenali Doyoung. Orang yang membuat ia tak jadi menghampiri Jaehyun adalah Doyoung.
“V-ssi, bolehkah aku memanggilmu dengan nama aslimu?” pertanyaan tiba-tiba yang terlontar dari mulut Tuan Park membuat Taehyung sedikit tersedak. Jaemin meraih teko berisi air untuk dituangkan ke dalam gelas Taehyung yang kosong.
“Pelan-pelan makannya. Kau bisa sesak napas nanti” kata Jaemin memperingatkan Taehyung di hadapan semua orang.
“Ah, gwaenchana hyung. Maaf sebelumnya, tadi apa yang Anda ucapkan Tuan?” tanya Taehyung balik setelah ia menegak segelas air.
“Tidak perlu sungkan dengan memanggilku Tuan. Aku tahu kau dan Jaehyun cukup dekat. Panggil saja dengan Park harabeoji”
“Ne, Park Harabeoji”
“Boleh aku memanggilmu dengan nama aslimu?”
“Tentu saja, Anda sudah memperbolehkan saya memanggil Anda dengan panggilan santai kenapa saya tidak mempersilakan Anda memanggil saya dengan nama asli” balas Taehyung dengan ramah.
“Geurae, Taehyungie, boleh begitu?”
“Tentu saja, Harabeoji” jawab Taehyung dengan senyum lebar yang terpatri di wajah tampannya..
Percakapan di antara mereka terus berlanjut hingga pada akhirnya Taehyung memutuskan untuk pergi ke kamar mandi karena ia mulai merasa tidak nyaman berada satu ruangan dengan Chanyeol seperti ini. Taehyung izin ke kamar mandi dan membasuh tangannya berkali-kali. Hal ini juga di saksikan oleh Doyoung yang sengaja mengikuti Taehyung masuk ke dalam sana. Guru itu tahu kalau adik sepupunya ini sedang merasakan gelisah makanya ia dengan snegaja mendatangi Taehyung. saat berpapasan, Taehyung memutuskan untuk langsung keluar tanpa menghiraukan Doyoung. Namun tangannya ditahan yang lebih tua.
“Tunggu, ada yang ingin kubicarakan padamu” kata Doyoung.
Taehyung berbalik dan berkata, “Tidak ada yang perlu kita bicarakan Doyoung-ssi. Lagipula kita baru saling mengenal. Tidak perlu bicara empat mata tanpa janji seperti ini”
“Tae, aku tahu siapa kau. Berhenti bertingkah seakan kau orang lain, Park Taehyung” jelas Doyoung.
“HENTIKAN! Aku bukan seorang Park. Aku bahkan tidak pernah diakui sebagai seorang Park. Namaku Lee Taehyung, Lee adalah nama belakangku” balas Taehyung dengan tegas tapi matanya menyiratkan hal yang sangat kontras.
“Kau tidak bisa membohongi dirimu sendiri ka-”
“Kalau apa, hyung? Kalau orang-orang di sana bahkan ayah kandungku sendiri tidak mengenali orang yang duduk satu meja dengannya ini?” Taehyung mengungkapkan kekesalannya.
“Sudah cukup aku bertahan selama belasan tahun. Aku ini manusia, bukan robot yang tidak punya perasaan. Aku lelah menjalani hidup bersama dengan Park Chanyeol. Aku sudah bahagia dengan ayahku!” marah Taehyung.
“Tetapi Chanyeol itu juga ayahmu, Tae. Dan Jaehyun-”
“Jangan sekali-kali kau libatkan anak itu dalam masalah keluarga ini!! Jaehyun tidak tahu apa-apa. Dia bahkan sudah jadi anak emas Chanyeol. Untuk apa kau bawa-bawa dia?”
“Tae! Jaehyun berhak tahu kalau kau ini kakaknya”
“Atas dasar apa kau bisa mengatakan hal ini? Mau dia tahu atau tidak, itu tidak akan mengubah keadaan dan kenyataan kalau aku tidak pernah diterima oleh seorang Park Chanyeol!”
“Kenapa kau begitu marah, Taehyung?! Bisakah kau tenangkan dirimu?”
“Tidak! Aku tidak bisa dan tidak mau. Lagipula, untuk apa kau kembali ke sini? Setelah semua yang terjadi di Seoul, setelah aku tampil di layar kaca kau kembali? Untuk apa Kim Doyoung-ssi? Untuk menyadarkan orang itu? Lebih baik kau pulang! Semua itu hanya akan sia-sia saja” Taehyung dengan kasar melepaskan tangan Doyoung yang sedari tadi menahannya.
“Tetapi Kakek Park sudah tahu kau siapa. Nenek pun begitu. Apakah dengan mereka diam itu tidak cukup membuktikan kalau kau berharga untuk mereka?” perkataan Doyoung membuat langkah Taehyung terhenti. Ia berbalik dan melangkah mendekati Doyoung.
“Biar saja mereka tahu.....
..
..
.
.
..
.
...
.
.
..
.
.
..
...
... Aku akan datang di saat aku sudah mendapatkan bukti kuat alasan dibalik kecelakaan yang menimpaku dan mommy 15 tahun yang lalu serta siapa yang pernah membuatku lumpuh di hari kelulusanku. Ingat itu”
.
.
..
..
.
.
.Tbc
Alright setelah satu purnama akhirnya kembali lagj ye ga? Gimana? Suka dengan chapter ini? Thank u so much buat yang udah baca dari awal sampe detik ini, maaf banget karena bener2 jarang update. Im so sorry.
Jangan lupa buat votement lagi ya guys
See u on the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...