• Radesta : ke tujuh, luka yang selama ini Radesta terima •

545 105 21
                                    

Dua hari yang lalu Radista di perbolehkan pulang oleh dokter dengan syarat harus cukup istirahat dan tidak boleh merasa stress

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari yang lalu Radista di perbolehkan pulang oleh dokter dengan syarat harus cukup istirahat dan tidak boleh merasa stress. Karena permintaan Radista akhirnya kini Radesta dan Radista akan pergi ke rumah ibu mereka.

Dengan sepedanya Radesta membonceng Radista yang sedari tadi tidak berhenti berbicara soal ibu. Radista bilang dia akan banyak bicara dan bercerita tentang kesehariannya pada ibu. Radista sangat bersemangat apalagi saat ibu mengabari bahwa kini Radista telah menjadi seorang kakak.

"Menurut mas Radesta, nanti dedek nya perempuan atau laki-laki?" Ucap Radista memeluk tubuh Radesta.

"Radista maunya perempuan atau laki-laki?"

"Mau perempuan atau laki-laki gak papa mas. Yang penting dedek sama ibu nya sehat."

Radesta sebenarnya sangat malas untuk bertemu ibu. Bukan apa tapi suami baru ibunya itu terlihat sangat tidak suka dengan kehadiran Radesta di rumahnya. Namun apa daya kalau Radista sudah meminta mau tidak mau Radesta akan menyetujuinya.

Kini mereka sudah sampai di rumah baru ibu mereka. Rumah itu terlihat sangat mewah dengan pagar tinggi yang menjulang juga rumah yang bertingkat dua. Sangat berbeda dengan rumah kontrakan yang ditinggali Radesta dan Radista selama ini.

"Ayo mas kita masuk!" Ajak Radista.

"Tunggu sebentar. Mas Radesta bunyiin dulu belnya, biar nnati iu buka pagarnya ya."

Tiga kali Radesta memencet bel dengan harap ibunya segera keluar dan mempersilahkan Radesta dan Radista untuk masuk. Namun sayang sampai kini tidak ada tanda-tanda bahwa ibu mereka akan keluar untuk membukakan pagar.

"Radista, mungkin ibu lagi gak ada di rumah. Sekarang kita pulang dulu. Besok kita kesini lagi buat temuin ibu ya?"

"Iya mas. Ayo kita pulang aja."

Radesta memarkirkan sepedanya untuk kembali pulang bersama Radista. Namun saat akan mengayuh sepedanya, ada mobil mewah masuk ke dalam rumah itu dan satpam membukakan pagar untuknya. Radesta yang melihat itu tahu kalau itu adalah suami baru ibu.

"Itu siapa mas Radesta? Kok dia bisa masuk kita enggak?"

"Radista dia itu pegawai disini. Makannya dia bisa bebas mau masuk atau keluar rumah. Kita pulang sekarang ya." Radesta mengayuh sepedanya namun laki-laki di dalam mobil itu keluar dan menghentikan Radesta.

"Hei anak-anak tunggu." Ucap suami baru ibu.

Radesta dan Radista pun menghentikan sepedanya dan berbalik kea rah orang yang baru saja memanggil mereka.

"Kalian anak-anaknya Yuli bukan?" Tanya suami baru ibu yang bernama Hendra.

"Iya om. Saya Radesta ini adik saya Radista. Radista salim dulu sama om." Titah Radesta.

"Engga usah. Kalian gak perlu cium tangan sama saya. Mending kalian cuci tangan sama kaki kalian dulu sebelum masuk. Pak Beben tolong antar mereka ke kamar mandi tamu ya."

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang