• Radesta : ke lima puluh tiga, sesaat merasakan kebahagian •

348 42 13
                                    

Renjani juga Radesta sudah mempersiapkan diri untuk pergi ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjani juga Radesta sudah mempersiapkan diri untuk pergi ke Indonesia. Hati Radesta tidak bisa tenang setelah mendengar kabar kalau kini ayah nya sedang di rawat di rumah sakit dan dalam kondisi yang tidak baik.

“You okay?” tanya Renjani.

“Aku baik kok, cuma agak capek aja nanti juga baik lagi kok.”

“Mau aku beliin dulu obat?” Renjani nampak khwatir saat melihat Radesta.

“Mau peluk aja biar capeknya ilang,” jawab Radesta.

“Sini.”

Renjani pun memeluk Radesta sambil membelai rambut hitam legam milik Radesta. Renjani tahu kalau kini Radesta sedang tidak baik-baik saja, Renjani tahu kalau kini lelakinya itu sedang merasa gundah dan gusar.

Pesawat yang Renjani dan Radesta tumpangi akhirnya sudah sampai di Indonesia, tanpa istirahat keduanya langsung melanjutkan perjalanan mereka ke Bogor untuk menemui ayah Radesta yang sedang terbaring lemah di rumah sakit.

“Ilyas, ayah mana? Gue mau ketemu sama dia.”

“Ayah lo ada di bangsal nomer lima, tadi dia abis di kasih obat sama perawat.”

Dengan terburu-buru Radesta berlari untuk masuk kedalam ruangan dimana ayahnya di rawat. Radesta bisa melihat tubuh sang ayah yang rapuh itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Lalu dengan perlahan Radesta menghampirinya.

“Ayah, ini Radesta maaf  Radesta baru bisa jenguk ayah, maaf udah buat ayah jadi kayak gini.”

Di tengan lirihan itu Radesta meneteskan air matanya, Radesta tidak bisa membendung kesediannya. Meskipun ayah pernah jadi orang yang paling Radesta benci, tapi tetap saja Radesta sayang pada ayah.

“Radesta..” lirih ayah di balik tabung oksigennya.

“Iya ini Radesta. Radesta kangen sama ayah, ayah bilang ayah mau lihat Radesta nikah kan? Ayah harus sembuh biar ayah bisa lihat Radesta nikah sama perempuan pilihan Radesta.”

“Dimana perempuan itu, ayah mau ngomong sama dia.”

Dengan derup jantung yang tidak karuan, Renjani melangkah masuk untuk menemui ayah Radesa. Ada rasa marah saat melihat wajah ayah Radesta Renjani semakin rindu dengan ayah.

“Dia Renjani ayah, anak dari sahabat ayah,” Kata Radesta.

“Kamu anak dari Fiandi Syahputra?”
Renjani menangguk mengiyakan.

Kini Renjani juga tidak bisa menahan rasa sakitnya. Renjani juga menangis di sebelah ayah Radesta. Tiba-tiba saja ayah Radesta menggenggam erat tangan Renjani.

“Maafkan saya, seharusnya saya tidak pernah melakukan hal bodoh yang malah membuat ayah kamu meninggalkan kamu. Maafkan saya, kamu berhak menghukum saya nak Renjani.”

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang