• Radesta : Chapter Bonus •

1K 53 9
                                    

Tadi malam Radesta dan Renjani baru saja sampai di Belanda, karena itu juga sekarang mereka masih tertidur lelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi malam Radesta dan Renjani baru saja sampai di Belanda, karena itu juga sekarang mereka masih tertidur lelap. Padahal hari ini adalah hari resepsi pernikahan mereka yang akan di hadiri oleh orang kantor juga teman-teman kampus Radesta.

“Radesta, kamu gak mau bangun udah pagi loh, nanti acaranya telat gimana?”

“Hmm.”

Renjani masih tidur di kasur nyamannya menghadap kearah Radesta yang kini masih tertidur. Jujur saja Renjani juga lelah karena telah melakukan perjalanan panjang namun mau tidak mau Renjani harus mempersiapkan segalanya bukan.

Saat Renjani akan bangkit Radesta malah menahan tangannya dan memeluk Renjani. Mau tidak mau akhirnya Renjani pasrah dan membiarkan Radesta memeluknya sampai tertidur, lucu Radesta terlihat seperti seorang bayi yang tidak ingin ditinggalkan ibunya.

“Lima menit lagi aja, biarin aku peluk kamu kaya gini ya,” kata Radesta.

“Yaudah iya, lima menit aja ya. aku kan harus siapin sarapan buat kamu, siapin segala keperluan kamu. Nanti malem juga kita bakal resepsian kan.”

“Iya Renjani, bawel deh.”

Renjani hanya bisa tersenyum, lalu membelai rambut hitam milik Radesta. Setelah itu Radesta membuka mataya dan menatap Renjani lama. Tidak ada kata yang di ucapkan Radesta hanya seutas senyum, setelahnya Radesta memejamkan matanya kembali.

Setelah menunggu lima menit, akhirnya Radesta bangun dan membiarkan Renjani pergi dari hadapannya. Renjani baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba Radesta datang dan memeluk Renjani dari belakang.

“Kebiasaan deh, mandi dulu sana baru peluk,” oceh Renjani.

“Kamu mah gitu, Renjani kamu wangi jadi aku suka peluk kamu hehe.”

“Masih pagi, gak usah gombal.”

Renjani membalikan badanya dan kini mata Radesta juga Renjani sedang bertatapan. Entah pelet apa yang diberikan Radesta. Hari demi hari rasanya Renjani semakin jatuh cinta pada laki-laki dihadapnnya ini. Lalu tanpa Radesta ketahui, tiba-tiba Renjani mengecup bibir Radesta.

Radesta terkejut, wajahnya memerah. Renjani hanya bisa terkekeh melihat Radesta yang sedang tersipu malu seperti itu lucu. Apalagi setelahnya Radesta malah bengong.

“Udah mandi sana, aku siapin sarapan nanti sama kopi buat kamu.”

“Aku mau ngeringin rambut kamu dulu baru mandi nanti,” Kata Radesta sambil mencolokan hair dier.

Renjani pun duduk lesehan, sedangkan Radesta duduk di atas kursi. Dengan lihai Radesta mengeringkan rambut panjang Renjani yang basah. Renjani tersenyum bahagia diperlakukan manis seperti ini.

“Aku iket rambutnya sekalian ya,” ucap Radesta lagi.

“Kalau kamu suka iket aja.”

Setelah Radesta beres mengeringkan dan mengikat rambut Renjani. kini giliran Radesta yang mandi. Renjani masih sibuk di dapur menyiapkan sup juga nasi untuk Radesta. wangi sup yang dibuat Renjani membuat perut Radesta semakin keroncongan.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang