"Makasih ya Radesta."
Renjani baru saja pulang di antar kerumah oleh Radesta. Radesta tersenyum dan berpamitan untuk pulang ke kontrakannya. Karena kini Radesta sudah tidak tinggal di kos-kosan bang Taqy lagi.
Renjani membuka pintu rumah dengan tenang. Takut-takut membangungkan orang rumah.
"Renjani, akhirnya kamu pulang juga. Ibu udah nunggu kamu dari tadi."
"Kenapa ibu nunggu Renjani, biasanya juga langsung tidur." Jawab Renjani ketus.
Ibu meminta Renjani untuk duduk di sofa. Telihat ada seorang laki-laki yang tengah duduk dan memperhatikan Renjani. Renjani tidak banyak bertanya pada ibu karena Renjani pikir kalau pria itu hanya pelanggan butik yang kebetulan sedang main.
"Maaf ya nak Bagas, kamu jadi harus nunggu Renjani sampai malam gini."
"Gak papa kok tante. Lagian Bagas juga gak lagi sibuk."
"Tante ambilin teh dulu ya. kalian ngobrol aja berdua."
Ibu meninggalkan Renjani dan bagas di ruang tamu. Keduanya sama-sama bungkam karena tidak tahu harus bicara apa.
"Renjani kamu ingat aku?" Tanya Bagas.
"Kenal sama lo? Emang kita pernah ketemu?" Renjani menjawabnya dengan wajah heran.
"Hahaha, kamu enggak ingat ternyata. Aku yang nolong kamu waktu pingsan dijalan."
Renjani mencoba mengingat-ingat kembali tentang apa yang dibilang oleh Bagas. Yang Renjani ingat malam itu Renjani keluar rumah karena marah pada ibu dan Renjani juga membawa jaket Radesta. Setelahnya Renjani tidak ingat apa-apa.
"Oh, jadi lo yang nolong gue? Thanks banget ya, gue gak tahu apa yang akan terjadi kalau lo gak ada."
"Sama-sama, gue boleh kenalan sama lo?" Tanya Bagas.
"Gue Renjani Oktafia. Lo bisa panggil gue Renjani."
Bagas terlihat bahagia ketika Renjani mengiyakan ajakan Bagas untuk berkenalan. Pasalnya Bagas tidak pernah merasakan hal aneh seperti ini dengan wanita lain. Namun saat Bagas berada di dekat Renjani ada perasaan asing yang datang kepada Bagas.
"Aku Bagas Narta. Kamu bisa panggil aku Bagas."
Tak lama setelah keduanya berkenalan datang ibu dengan nampan berisi teh manis dan juga beberapa kue kering.
"Gue naik ke kamar dulu ya capek, kalau lo mau tetep disini lo bisa ngobrol sama ibu."
Renjani bangkit dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Bagas dan juga Ibu. Wajah ibu terlihat sangat kesal pada Renjani. Namun masa bodo Renjani tidak ingin berbincang dengan orang yang membosankan seperti Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radesta Diary ✔
Fanfic(COMPLETED) ✔ 22/02/2022 🦋 Buku pertama Trilogi Dunia Radesta 🦋 Laki-laki bernama Radesta Adimerta harus berjuang sendirian untuk menghidupi adik perempuannya yang masih kecil. Perceraian kedua orangtua, membuat Radesta harus hidup mandiri. Kera...