• Radesta : ke dua puluh empat, kesedihan yang tiada akhir •

295 52 35
                                    

Sudah tiga bulan lamanya Radesta mengenal Renjani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga bulan lamanya Radesta mengenal Renjani. Sudah banyak juga kisah indah dan pilu yang mereka bagi. Radesta tidak tahu tentang perasaannya sendiri. Radesta selalu merasa berdebar saat bersama Renjani. Dalam hidupnya Radesta belum pernah menyatakan persaan cinta pada seorang wanita. Radesta tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai sebuah hubungan.

Namun, Radesta mendapat tips-tips dari bang Taqy. Katanya kalau kamu suka seseorang beranilah untuk mengatakannya. Kalau di terima ya syukur kalau enggak juga tidak apa-apa mungkin bukan jodohnya. Bang Taqy juga bilang, suatu hubungan akan bertahan lama kalau mereka sama-sama saling percaya dan terbuka.

Mungkin memang sudah saatnya bagi Radesta untuk menyatakan persaan cinta yang selama ini Radesta simpan. Renjani bisa saja menerima Radesta dengan senang hati atau bahkan Renjani akan menolak mentah-mentah perasaan Radesta. Radesta tidak mau menebak-nebak lagi. Semuanya terserah pada Renjani. Yang penting Radesta sudah mengutarakan perasaanya.

"Radesta, katanya ada yang mau di omongin. Mau ngomong apa?" Tanya Renjani yang kini sedang ada di taman bermain bersama Radesta.

"Gue mau ngomong hal serius sama lo. Tapi gue gak tahu harus mulai dari mana."

"Hal serius? Hal serius apa?" Renjani jadi penasaran.

Radesta menarik nafas dalam, mengeluarkannya dengan tenang. Radesta mencoba untuk menetraliskan detak jantungnya yang kini entah kenapa berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Gue tahu, kita belum lama kenal Renjani. Banyak hal yang masih abu-abu buat gue ataupun lo. Gue tahu lo pernah merasakan sakit karena cinta. Dan gue juga tahu harusnya gue gak bilang ini sekarang sama lo," Radesta menghentikan sejenak ucapannya, dan menatap Renjani dengan seksama. Radesta juga menggenggam tangan Renjani.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo dan gue mau ngelindungin lo dari semua orang yang berusaha nyakitin lo Renjani. Gue gak peduli apa jawaban lo, satu hal yang harus lo tahu gue bener-bener sayang sama lo."

Renjani terkejut mendengar apa yang baru saja Radesta katakan. Butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka-luka yang ada dalam hati Renjani. Renjani sudah banyak mengalami kekecewaan karena cinta. Renjani tidak ingin mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya.

"Radesta gue minta maaf, untuk saat ini gue masih mau sembuhin luka-luka yang ada di hati gue. Gue belum bisa membuka hubungan baru, gue takut hal yang lalu akan terulang lagi. Gue minta maaf."

Renjani mengatakannya dengan raut wajah yang cemas, takut-takut Radesta akan pergi meninggalkan Renjani karena jawaban yang Renjani berikan. Namun Renjani salah, Radesta justru malah memeluknya dengan erat.

"Gue tahu, lo pasti terluka, karena itu gue akan kasih lo waktu. Sampai semua luka di hati lo hilang. Gue akan nunggu sampai lo jawab kalau lo sayang sama gue Renjani."

Air mata Renjani mengalir dalam peluk hangat Radesta. Renjani tidak tahu sudah berapa kali Renajni menangis dalam pelukan Radesta. Namun saat Renjani memeluk Radesta, Renjani merasa kalau Renjani menemukan tempat untuk pulang.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang