• Radesta : ke empat puluh tujuh, selamat tinggal Amsterdam •

286 44 10
                                    

Kini Renjani sedang ada di hotelnya membereskan segala barang bawaannya dan bersiap-siap untuk ke Bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Renjani sedang ada di hotelnya membereskan segala barang bawaannya dan bersiap-siap untuk ke Bandara. Renjani sudah merasa senang karena bisa bertemu dengan Radesta dan memastikan kalau dia baik-baik saja. Kemarin, saat Renjani di apartement Radesta Renjani melihat banyak pesan masuk dari nomer bernama Aluna.

Renjani tahu kalau Aluna itu pasti pacar Radesta, maka dari itu Renjani memilih pergi dan membiarkan Radesta bahagia dengan hidup barunya. Renjani menatap kearah luar jendela. Tiba-tiba matanya menjatuhkan air mata, perih Renjani tidak ingin meninggalkan Amsterdam dengan penuh kesedihan, namun kenyataannya Renjani harus pergi dengan hati yang pilu.

"Selamat tinggal Amsterdam."

Bandara terlihat begitu ramai, dengan susah payah Renjani menarik kopernya. Menunggu pesawatnya lepas landas Renjani membeli makanan untuk mengganjal perutnya. Tiba-tiba dari arah lain Renjani mendengar namanya di panggil sontak Renjani menoleh.

"Renjani, jangan pergi!!"

Terkejut, itu yang Renjani rasa saat tahu kalau kini Radesta ada di hadapannya. Radesta terlihat seperti sudah berlari, dahinya penuh degan keringat bahkan nafsnya juga terengah-engah. Lalu Radesta membawa Renjani kedalam pelukan yang selama ini Renjani rindu.

"Jangan pergi lagi Renjani, gue mohon,"

lirih Radesta masih memeluk Renjani.
Tanpa Radesta ketahui, kini Renjani sedang terisak tanpa suara. Renjani merasa kalau kini ia sudah kembali menemukan rumahnya. Renjani merasa bahagia karena bisa memeluk Radesta kembali.

"Gue minta maaf, karena gue ninggalin lo gitu aja. Tapi gue mohon jangan tinggalin gue lagi Renjani."

Radesta memegangi wajah Renjani dan menghapus air matanya. Namun Renjani masih enggan bicara dan tetap menatap Radesta.

"Gue mohon, jangan nangis Renjani, lo buat gue semakin merasa sakit."

"Gue kangen sama lo Radesta!"

Kini giliran Renjani yang membawa Radesta ke dalam peluk hangatnya. Keduanya sama-sama bahagia karena kini bisa bersama kembali. Namun tanpa Radesta sadari, sedaritadi ada Aluna yang sedang memperhatikan keduanya.

"Kak Radesta!" teriak Aluna.

Radesta dan Renjani pun melepaskan pelukannya dan segera melihat kearah Aluna. Aluna tidak datang sendiri ada ibu, dan Ilyas juga disana.

"Kak Radesta ngapain peluk cewek lain? Bahkan kak Radesta gak pernah peluk aku!"

"Gue udah bilang sama lo, kalau gue gak pernah cinta sama lo Aluna!" Radeta membetak Aluna.

"Radesta! jaga bicara kamu!" timbal ibu.

Hal itu mengurungkan niat Radesta untuk melanjutkan ucapannya. Bahkan Renjani juga memegangi tangan Radesta seolah berkata jangan bicara lagi.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang