(COMPLETED) ✔ 22/02/2022
🦋 Buku pertama Trilogi Dunia Radesta 🦋
Laki-laki bernama Radesta Adimerta harus berjuang sendirian untuk menghidupi adik perempuannya yang masih kecil. Perceraian kedua orangtua, membuat Radesta harus hidup mandiri.
Kera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah apa yang tejadi di sekolah, Radesta mendapatkan hukuman skros selama tiga hari. Hal itu menjadi topik hangat yang dibicarakan para siswa dan siswi yang ada di sekolah. Radesta berjalan sendirian di koridor untuk pulang namun Radesta malah mendapatkan beberapa pukulan dari anak kelas lain. Katanya Radesta telah membuat nama sekolah yang bersih menjadi tercoreng.
Saat sampai di depan gerbang sekolah, Radesta melihat Renjani yang sedang berdiri di dekat gerbang. Tanpa basa-basi Radesta berlari mengahampiri Renjani.
"Renjani, kok lo masih disini? Gue kan udah bilang lo harus pulang." Ucap Radesta.
"Gue gak akan pulang sebelum gue obat in luka lo." Renjani menggenggam tangan Radesta dan membawa Radesta ke apotik dekat sekolah.
Renjani membeli obat merah, perban, minyak urut juga plester untuk mengobati luka Radesta. Radesta terlihat sangat kacau, wajahnya babak belur, bajunya robek dan yang paling parah tangan Radesta terkilir.
"Biar gue obtain dulu."
Luka demi luka yang ada di wajah Radesta Renjani obat in dengan obat merah lalu membalutnya dengan kapas dan plester. Bagian tangan Renjani olesi minyak urut.
"Aw, sakit Renjani. Kalau mau ngobatin itu yang pelan-pelan dong." Rintih Radesta kesakitan.
"Kenapa lo menyetujui hal yang Galang mau Radesta? Kalau lo celaka gimana? Lo gak tahu seberapa hebat Galang dalam hal balapan." Ucap Renjani dengan wajah kesalnya.
"Gue emang gak tahu sehebat apa Galang soal balapan. Tapi yang gue tahu gue hebat dalam hal ngelindungin lo Renjani. Apapun akan gue lakukan biar lo bisa bebas dari Galang." Radesta menatap mata indah Renjani.
"Gak usah liat-liat." Ucap Renjani dengan wajah yang memerah.
"Lo lagi demam? Muka lo merah, kenapa gak sekalian beli obat demam?" Radesta tersenyum jahil.
"Radesta!!" Renjani memukuli Radesta.
"Aw, sakit Renjani. Jangan dipukulin lagi dong. Ini aja belum kering lukanya."
Radesta dan Renjani tertawa bersama. Membagi kesedihan dan kebagian bersama. Kalau boleh meminta Radesta akan minta pada tuhan untuk selalu membuat Renjani bahagia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
