• Radesta : ke dua puluh lima, rasa kecewa dan kesedihan •

287 49 17
                                    

Beberapa hari kebelakang Renjani kembali tidak bisa menghubungi Radesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari kebelakang Renjani kembali tidak bisa menghubungi Radesta. Sama seperti dulu Radesta akan pergi begitu saja dari hidup Renjani. Tanpa adanya ucapan perpisahan atau sekedar kata berpamitan. Kali ini Renjani tidak ingin mencari Radesta lagi. Mungkin Radesta memang butuh waktu untuk sendiri.

"Renjani, kamu gak papa dari tadi aku perhatiin kamu Cuma diem aja. Dimakan makanannya nanti keburu dingin," kata Bagas yang kini sedang ada di salah satu restaurant dengan Renjani.

"Gue akan makan kalau gue mau," jawab Renjani ketus.

"Aku tahu kamu lagi sedih karena suatu hal yang gak aku tahu. Tapi Renjani jangan menyakiti diri kamu sendiri kaya gini. Karena itu gak akan merubah keadaan apapun."

Renjani merenungi kata-kata yang di ucap Bagas. ada benarnya juga, meski Renjani memikirkan Radesta seribu kali lamanya Radesta tidak akan muncul kembali dalam hidup Renjani. Meski Renjani merindu, Radesta tidak akan pernah tahu.

"Abis ini kamu mau langsung pulang atau mau mampir dulu ke tempat lain?"

"Gue mau ke suatu tempat anterin gue."

Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Yang ada hanya suara radio yang memutarkan musik-musik sendu. Di luar sedang hujan, jadi Bagas melajukan mobilnya dengan kecepatan yang rendah. Renjani meminta berhenti di depan satu rumah sederhana yang di depannya terdapat sepeda. Itu rumah Radesta.

"Kamu mau kemana Renjani, ini lagi hujan!"

Renjani keluar dari mbil tanpa menggunakan payung. Renjani hampiri rumah yang sudah usang itu terlihat tidak ada siapa-siapa di dalam sana. Yang terlihat hanya warna hitam karena lampu yang tidak dinyalakan. Pekarangan rumah juga terlihat berantakan seperti sudah berhari-hari tidak dibersihkan.

"Radesta buka!! Gue tahu lo di dalem, jangan mencoba sembunyi dari gue Radesta!" 

Renjani terus saja memukulkan tangannya ke pintu. Bagas yang melihat itu merasa prihatin dengan keadaan Renjani. Sebenarnya siapa Radesta ini mengapa Radesta begitu berarti bagi Renjani. Pertanyaan itu hanya Bagas simpan dalam benaknya.

"Renjani udah, di dalem gak ada siapa-siapa percuma kamu mau teriak sekencang apapun Radesta yang kamu cari gak ada disini Renjani!" bentak Bagas.

Renjani terdiam, kakinya terasa lemas saat Renjani akan terjatuh dengan segera Bagas menahannya. Kini Renjani ada dalam peluk hangat Bagas.

"Semua akan baik-baik aja Renjani. Jangan bertingkah kaya gini Radesta gak akan suka."

"Gue rindu sama Radesta, gue mau ketemu sama Radesta gue mau bilang sama dia kalau gue juga sayang sama dia."

Tangisan Renjani semkin terdengar histeris. Bagas hanya bisa memeluk Renjani erat meski kini perasaannya yang baru saja Bagas bangun untuk mecintai Renjani hancur seketika saat Renjani bilang kalau Renjani sudah menaruh hati pada laki-laki yang bernama Radesta.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang