• Radesta : ke dua puluh sembilan, keputusan yang dipilih Radesta •

278 49 8
                                    

Radesta pergi berlalu dari hadapan Renjani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radesta pergi berlalu dari hadapan Renjani. Dengan langkah yang cepat Radesta segera ke parkiran untuk pergi dari restoran ini. Perasaan Radesta kalut, Radesta tidak bisa berpikir jernih yang kini ada di pikirannya hanya bayang-bayang Renjani yang dulu selalu tersenyum untuk Radesta.

"Lo gak tahu diri Radesta!!" gerutu Radesta.

Radesta berusaha menahan air matanya karena kini Radesta sedang berkendara namun usaha itu gagal Radesta malah menangis sepanjang perjalan entah akan pergi kemana, Radesta tidak punya tujuan yang penting sekarang adalah Radesta harus bisa melupakan Renjani dalam hidupnya.

"Awas!!" Teriak Radesta.

"AAAA!!!!"

Tanpa Radesta sadari di depannya ada seorang anak kecil yang akan menyebrang. Saat melihatnya Radesta terkejut dan membalikan stang motor agar tidak menabrak anak kecil itu, motornya sempat oleng karena Radesta tadi menancap gas. Naas, motor Radesta baru saja menabrak pembatas jalan dan terjadilah kecelakaan tunggal.

Radesta dapat mendengar suara sirine ambulance, yang Radesta rasa kini sakit, seluruh badannya terasa remuk, kepalanya pusing dan perlahan segala yang ada di hadapan Radesta menjadi hitam Radesta tidak sadarkan diri.

Radesta dapat mendengar suara sirine ambulance, yang Radesta rasa kini sakit, seluruh badannya terasa remuk, kepalanya pusing dan perlahan segala yang ada di hadapan Radesta menjadi hitam Radesta tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di restoran Bagas sedang kebingungan mencari Renjani yang tak kunjung datang. Padahal tadi perempuan itu bilang izin ke toilet dan tidak akan lama. Sudah lima belas menit berlalu Renjani tak kunjung kembali. Perasaan Bagas mulai tidak tenang.

"Kenapa Renjani belum kembali ya?" tanya ibu Bagas.

"Mungin sedang mempercantik diri dulu jeng," jawab ibu Renjani sembari melirik ayah tiri Renjani.

"Biar bagas susul aja tante. Takutnya Renjani kenapa-napa."

Bagas pergi dari meja makannya dan segera ke toilet wanita. Toilet wanita nampak sepi semua pintunya terbuka dan yang jelas tidak ada Renjani disana. Kemana Renjani di saat-saat seperti ini. Apa yang harus Bagas bilang kepada para orang tua yang sedang menunggu Bagas dan Renjani.

Bagas sudah mencoba menelpon dan mengirimi Renjani pesan namun tidak ada jawaban. Bagas bingung harus mencari Renjani kemana. Namun saat Bagas akan berbalik arah dan kembali ke meja makannya ada Renjani yang menghampiri Bagas dengan wajah yang kusut.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang