Bagas baru saja keluar dari ruang dokter, dan dokter mengatakan kalau Renjani boleh pulang dengan catatan Renjani harus datang ke rumah sakit s untuk mengecek kemajuan apa saja yang Renjani capai.
"Gimana kata dokter aku boleh pulang kan?" tanya Renjani dengan mata yang berbinar.
"Dokter bilang boleh pulang, tapi nanti setiap hari kamis kamu harus cek ke rumah sakit."
"Kalau gitu, kita pulang sekarang aku gak suka di rumah sakit."
Bagas mengangguk dan membantu Renjani membereskan segala barang bawaan dan akan membawanya ke tempat parkir. Renjani duduk di kursi roda dan Bagas yang mendorongnya.
"Aku kan udah sehat Radesta, lagian aku bisa kok jalan sendiri."
"Aku takut kamu kenapa-kenapa Renjani udah duduk aja jangan banyak protes!" Bagas mengacak rambut Renjani dengan lembut.
Di depan ruang rawat Renjani ada Radesta yang sedang tersenyum pilu menyaksikan Renjani dan Bagas yang berlalu pergi meninggalkan Radesta sendirian.
"Aku mau ke TPU dulu mau jiarah ke makam ayah!" pinta Renjani.
"Boleh, kamu mau makan apa biar aku beliin nanti?"
"Gak mau makan ah, masih kenyang."
"Aku gak nerima penolakan nanti di pengkolan depan kita beli bubur dulu buat kamu."
Dengan perlahan dan cekatan Bagas membantu Renjani untuk duduk di kursi roda, mendorong kursi roda itu untuk sampai di makam ayah Renjani. Di sisi lain Bagas melihat Radesta yang sedang berdoa di salah satu makam.
"Assalamu'alaikum ayah, maaf ya Renjani baru bisa jenguk ayah sekarang dan Renjani mau bilang kalau sekarang Renjani gak kesepian lagi ada Radesta yang selalu tememin Renjani," kata Renjani yang masih menggenggam tangan Bagas.
"Om gak usah khawatir Renjani akan baik-baik saja sekarang," timpal Bagas.
Setelah merapalkan doa-doa Renjani dan Bagas segera pergi meninggalkan TPU namun saat kedunya sedang berjalan tiba-tiba Radesta muncul di hadapan Renjani dan hal itu membuat Bagas terkejut dan takut. Bagas takut kalau Radesta akan bicara mengenai kebenaran pada Renjani.
Saat melihat Radesta, Renjani merasa gundah tiba-tiba kepalanya terasa sakit bukan main. Renjani merintih kesakitan dan ingtan-ingatan mengenai masalalu mulai terputar dalam pikiran Renjani. Renjani melihat sosok Radesta sebagai Galang yang selalu menyakitinya mungkin itu karena style Radesta yang kini menyerupai Galang.
"Pergi!!! Aku gak mau lihat kamu disini!"usir Renjani.
"Renjani kamu kenapa kayak gini? Aku minta maaf Renjani," rintih Radesta sambil berlutut memegang lengan Renjani.
"Kita udah selesai Galang, dan aku gak mau ketemu sama kamu lagi kamu jahat!!"
Radesta terkejut ternyata Renjani tidak mengingat sosok Radesta dan malah mengira kalau Radesta adalah Galang. Sakit, sedih itu yang Radesta rasakan awalnya Radesta pikir Renjani akan mengingat semuanya jika Renjani melihat Radesta , namun salah keadaan malah semakin memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radesta Diary ✔
Fanfic(COMPLETED) ✔ 22/02/2022 🦋 Buku pertama Trilogi Dunia Radesta 🦋 Laki-laki bernama Radesta Adimerta harus berjuang sendirian untuk menghidupi adik perempuannya yang masih kecil. Perceraian kedua orangtua, membuat Radesta harus hidup mandiri. Kera...